Thomas Djamaluddin: Posisi Hilal Awal Ramadan 1443 H Masih di Bawah Kriteria Baru MABIMS

Thomas Djamaluddin: Posisi Hilal Awal Ramadan 1443 H Masih di Bawah Kriteria Baru MABIMS
Jakarta, obsessionnews.com - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Sidang Isbat (Penetapan) Awal Ramadan 1443 Hijriyahdi Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (1/4/2022). Sidang yang diikuti oleh perwakilan ormas Islam, perwakilan duta besar negara sahabat, serta jajaran Kemenag ini diawali dengan Seminar Posisi Hilal yang disampaikan pakar astronomi yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, Profesor H. Thomas Djamaluddin.   Baca juga;Jangan Dilewatkan! “BatalindiARTOTEL Kembali Hadir di Bulan Suci RamadanHotel Ambhara Jakarta Tawarkan Promo Bertajuk Cahaya Ramadan     Dalam paparannya, Thomas Djamaluddin mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS (Musyawarah Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati. "Di Indonesia posisi hilal awal Ramadan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat," ungkap Thomas, dikutip dari keterangan tertulis Humas Kemenag. Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Sementara menurut Thomas, pada saat Maghrib 1 April 2022, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya sekitar 3 derajat. "Hilal kemungkinan tidak teramati. Kalau ada yang mengklaim melihat hilal, dimungkinkan itu bukan hilal. Secara astronomi klaim itu bisa ditolak," ungkap peneliti BRIN ini. Maka, lanjut Thomas, jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab, dimungkinkan awal bulan Ramadan jatuh pada Minggu, 3 April 2022. (arh)