Rabu, 24 April 24

Tarik 18 Juta Wisman, Kemenpar Jalankan Empat Program Realistis

Tarik 18 Juta Wisman, Kemenpar Jalankan Empat Program Realistis
* Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. (Foto: dok Kemenpar)

Jakarta, Obsessionnews.com – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menperkirakan capaian kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga akhir 2019 ini sebanyak 18 juta wisman dengan devisa jauh melampaui Crude Palm Oil (CPO).

Dia menjelaskan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama stakeholder pariwisata akan menjalankan empat program realistis untuk mencapai 18 juta kunjungan wisman yakni border tourism, hot deal, tourism hub, dan Low Cost Carrier Terminal (LCCT).

 

Baca juga:

Kemenpar Dorong Generasi Milenial Terlibat di Industri Pariwisata

Proyeksi Devisa Pariwisata Indonesia 2019 Tembus 18 Miliar Dolar AS

Menteri Pariwisata Undang Wisman Mediterania Timur Kunjungi Indonesia

 

“Dari program border tourism kita proyeksikan akan mendapat 3,4 juta wisman. Bila tahun lalu sebesar 18 persen, diproyeksikan naik menjadi 20 persen dari target wisman tahun ini,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya yang diterima obsessionnews.com, Rabu (15/5/2019).

Dia membandingkan, Malaysia yang mampu menjaring wisman dari border tourism sebesar 60-70 persen. Sedangkan Prancis dan Spanyol di atas 80 persen karena secara natural wisman Eropa yang berkunjung ke negeri itu adalah wisatawan overland.

Sementara itu untuk program hot deal atau diskon besar-besaran kunjungan wisman di saat low seasons tahun ini diharapkan menghasilkan 2 juta hingga 2,5 juta wisman.  “Program hot deal tahun lalu mampu menjual 700.000 pax. Terbesar dari Kepri mencapai 20 persen,” kata mantan CEO PT Telekomunikasi Indonesia itu.

Sedangkan untuk program tourism hub dilakukan melalui Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia. “Program ini sebagai solusi terhadap ‘direct flight’ yang sulit dilakukan dan membutuhkan waktu relatif lama,” kata Arief.

Dia mencontohkan, untuk menarik kunjungan wisman dari pasar India yang tahun lalu memberikan kontribusi sekitar 600 ribu wisman, dengan “direct flight” dari Mumbai, India, ke Bali hanya melayani 3 kali perminggu. Sedangkan penerbangan dari India ke Singapura atau Kuala Lumpur Malaysia sebanyak 70 kali per minggu. Untuk itu, pihaknya fokus menggarap program tourism hub dari Singapura dan Kuala Lumpur.

Pria kelahiran Banyuwangi, 2 April 1961 ini mengatakan, program yang menentukan dalam mencapai target wisman tahun ini adalah LCCT. Kemenpar mencatat kunjungan wisman tahun 2017 lebih dari 55 persen menggunakan Full Service Carrier (FSC) sisanya menggunakan Low Cost Carrier (LCC).

Namun, ternyata pertumbuhan FSC rata-rata hanya 12 persen di bawah LCC yang tumbuh rata-rata 21 persen. Untuk mendorong kunjungan wisman LCC Kemenpar harus memiliki terminal LCC dan program mulai terwujud. “Per 1 Mei 2019, Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta resmi menjadi LCCT, jadi kita harapkan akan terjadi lonjakan 1 juta wisman,” ucapnya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.