Sabtu, 11 Mei 24

Tambak Ikan di Pekalongan Hancur Dilanda Hujan

Tambak Ikan di Pekalongan Hancur Dilanda Hujan

Pekalongan – Hujan deras yang melanda pantai utara Jawa selama beberapa hari ini membuat sektor perikanan menjadi hancur di beberapa wilayah. Salah satunya adalah Desa Jeruk Sari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, yang rata-rata penduduknya berprofesi sebagai petani tambak.

Dari pantauan obsessionnews.com banjir yang meninggi akibat curah hujan yang tinggi menjadikan tambak disekitar wilayah tersebut meluap. Seperti yang disampaikan oleh Mudakir (37), petani tambak ikan bandeng, “Hujannya sudah dari kemarin. Banjirnya sampai ke rumah warga. Tambaknya mbleber (meluap),” kata Mudakir kepada Obsessionnews.com, Selasa (20/1).

Mudakir,  pemilik tambak bandeng di Desa Jeruk Sari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah
Mudakir, pemilik tambak bandeng di Desa Jeruk Sari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah

Diperkirakan puluhan hektar tambak ikan di daerah ini terkena dampak dari hujan yang disertai rob. Diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta mengingat banyaknya lahan tambak yang meninggi dan membuat ikan milik warga  kabur. Para petani hanya bisa membuat jaring pengaman di sekitar tambak untuk mencegah ikan keluar dari tambak mereka. “Ya ini kami gur (cuma) bisa mbikin jaring di sekitar tambak biar ndak pada lari ikannya. Tapi kalau hujannya sampai kaya tahun 2014 lalu ya percuma juga,” keluhnya.

Penggunaan jaring di sekitar tambak hanya berguna untuk sementara saja. Hal itu dikarenakan banjir yang terjadi bertambah dengan datangnya air rob di wilayah tersebut. Jika hujan datang terus-menerus maka dikhawatirkan jaring tambak tidak mampu lagi menampung debit air yang ada.

Banjir yang terjadi selain disebabkan oleh intensitas hujan yang terus menerus, juga diperparah dengan adanya air rob yang datang tiap pagi dan sore. Menurut Mudakir, banjir dikawasan ini sulit untuk surut dikarenakan air hujan bercampur dengan rob yang membawa lumpur. “Jadi biasanya itu kalau rob surut tiba-tiba ditambah hujan datang, jadinya airnya makin tinggi mas. Belum lagi air robnya sering bawa lumpur jadi bikin mandek lubang got yang ada,” ujarnya.

Seperti diketahui hujan yang merebak di wilayah pantura  selama sebulan pada Januari 2014 lalu membuat ribuan rumah dan tambak warga di pesisir terendam banjir. Hal tersebut membuat khawatir beberapa warga jika banjir sekarang menjadi seperti tahun lalu. “Jujur saja agak khawatir mas kalau kaya tahun lalu. Wong dulu hampir sampai satu meter,” kata Aji (26), warga Kramat Sari yang berbatasan dengan desa tersebut.

Banjir tidak hanya merendam tambak, namun juga sekitar 800 rumah di wilayah tersebut ikut menanggung adanya luapan banjir dari tambak. Kedalaman banjir mencapai 20 hingga 30 cm sepanjang jalan.  (Yusuf Isyrin Hanggara)

Related posts