Jumat, 17 Mei 24

Sunarso Torehkan Sejumlah Catatan Apik di BRI

Sunarso Torehkan Sejumlah Catatan Apik di BRI
* Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso. (Foto: BRI)

Oleh: Arif Rahman Hakim, Jurnalis Senior

 

 

Obsessionnews.com – Sunarso salah seorang bankir senior yang layak dicontoh. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, dan berhasil membawa BRI berkinerja semakin cemerlang di tengah sengitnya kompetisi bisnis antar perbankan. Ya, Sunarso menorehkan sejumlah catatan apik saat mendapat amanah sebagai orang nomor satu di BRI.

 

 

Baca juga: Di Bawah Kepemimpinan Sunarso BRI Berkinerja Gemilang

 

 

 

BRI yang dinakhodai Sunarso merupakan bank tertua di Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berslogan Melayani Dengan Setulus Hati ini didirikan pada 16 Desember 1895. Ini berarti BRI akan berusia 129 tahun pada 16 Desember 2024.

Bankir yang visioner ini dipercaya menduduki kursi Direktur Utama BRI oleh Kementerian BUMN pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 September 2019. Sebelumnya dia menjabat Wakil Direktur Utama BRI pada 2015 hingga Oktober 2017, kemudian dilanjutkan kembali pada Januari hingga Agustus 2019. Sebelum kembali ke BRI ia menduduki jabatan Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) menggantikan Riswinandi sejak Oktober 2017 hingga Januari 2019. Sebelum menjadi Wakil Direktur Utama BRI dia menjabat sebagai Direktur Commercial & Business Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada 2010 hingga 2015.

Sunarso mengatakan, di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, di mana hingga akhir Triwulan I 2024 BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triiliun.  Perseroan akan terus mencermati perkembangan kondisi perekonomian global dan disaat bersamaan akan lebih fokus pada tantangan domestik.

“Saat ini kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian yang tinggi, dikarenakan The Fed diperkirakan akan lebih lama mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk meredam laju inflasi di AS. Di sisi lain tensi geopolitik di Timur Tengah yang tengah memanas membuat investor memindahkan asetnya ke “safe haven” sehingga menekan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” kata Sunarso dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BRI Triwulan I 2024 di Jakarta, Kamis (25/4/2024), dikutip dari website BRI.

Meskipun demikian Sunarso tetap optimistis dengan kinerja BRI ke depan dan akan lebih fokus terhadap tantangan domestik.

“Perseroan melihat kondisi ekonomi nasional saat ini memiliki daya tahan terhadap stabilitas ekonomi global dan BRI berkomitmen untuk mendukung program program pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri,” ujarnya.

Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penyaluran kredit yang berkualitas.

Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year. Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25% diantaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM. Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, dimana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.

“BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional, mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97% job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang PDB dikisaran 61%,” jelas Sunarso.

Apabila dirinci seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, segmen mikro tercatat tumbuh 10,51% yoy menjadi Rp622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62% yoy menjadi Rp193,96 triliun, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06% yoy menjadi Rp272,85 triliun dan segmen korporasi tumbuh 15,10% yoy menjadi Rp219,24 triliun.

Meskipun mampu mendorong penyaluran kredit tumbuh double digit, nyatanya perseroan tetap mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkannya. Hingga akhir Triwulan I 2024 tercatat rasio Non Performing Loan (NPL) BRI terkendali di kisaran 3,11% dengan rasio Loan at Risk (LAR) yang membaik, dari 16,39% di akhir Triwulan I 2023 menjadi 12,70% di akhir Triwulan I 2024.

“Sebagai bank dengan portofolio terbesar di segmen UMKM, NPL di kisaran 3% tersebut merupakan bukti nyata bahwa BRI mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik melalui penerapan prinsip-prinsip risk management yang prudent,” imbuh Sunarso.

Dari sisi liabilities, perseroan mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80% yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah (CASA atau Current Account Savings Account) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80% secara yoy. Pertumbuhan CASA ini tak lepas dari aspirasi BRI untuk melakukan transformasi liabilitas melalui penguatan basis pendanaan dengan fokus pada low-cost funding dari CASA yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional sebagai dampak dari era suku bunga tinggi, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, dimana tercatat LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28%. Dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,97%. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik.

Sementara itu, pendapatan non bunga/Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 6,92% yoy menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan laba BRI.

Salah satu penopang kinerja Fee Based Income BRI tersebut tak lepas dari kontribusi super apps BRImo, dimana hingga akhir Maret 2024 tercatat BRImo telah memiliki 33,5 juta user atau tumbuh 30,3% secara yoy. “Dalam 3 bulan, BRImo berhasil memproses 969 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp1.251 triliun atau tumbuh 41,8% yoy,” ujar Sunarso.

Keberadaan AgenBRILink pun juga berkontribusi besar terhadap kinerja Fee Based Income BRI. Dimana sepanjang Januari – Maret 2024 agen agen tersebut berhasil mencatatkan 285 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp370 triliun serta menyumbangkan Fee Based Income bagi BRI senilai Rp395 miliar. Hingga akhir Maret 2024, BRI sendiri telah memiliki 796.836 agen yang tersebar di 61.122 desa diseluruh pelosok Indonesia.

Dari sisi operasional, perseroan mampu untuk terus meningkatkan efisiensi operasionalnya. Hal tersebut tercermin dari rasio Cost to Income Ratio (CIR) yang terus membaik. CIR BRI pada akhir Maret 2024 tercatat 37,43% atau lebih baik dibandingkan CIR pada akhir Maret 2023 yang sebesar 41,83%. “Penurunan CIR menunjukkan bahwa BRI berhasil mengelola biaya dengan efektif dan efisien dalam men-generate revenue,” imbuhnya.

“Dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024 ini, BRI optimis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking, serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati. BRI akan lebih fokus merespon tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM,” tutur Sunarso.

 

BRI Cetak Laba Rp60,4 Triliun Sepanjang 2023

Sebelumnya diberitakan BRI mencetak laba bersih konsolidasi sebesar Rp60,4 triliun sepanjang 2023, sedangkan aset perseroan tercatat tumbuh 5,3 persen year on year (yoy) menjadi Rp1.965 triliun.

“Selama satu tahun, kami membukukan laba Rp60,4 triliun atau tumbuh 17,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy),” kata Sunarso di Jakarta, Rabu (31/1/2024), dikutip dari Antara.

Menurut dia, capaian laba perseroan didukung oleh tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG), baik dari sisi operasional maupun bisnis.

Laba tersebut nantinya menjadi hak pemegang saham melalui pembayaran pajak dan dividen. Mayoritas laba dikembalikan ke negara sebagai pemegang saham prioritas, yang selanjutnya digunakan untuk rakyat melalui program pemerintah.

“Keberhasilan BRI mencetak laba menjadi bukti nyata fungsi bank sebagai agent of development dan value creator, di mana kami secara simultan menciptakan economic value dan social value,” ujar dia.

Penopang utama kinerja BRI hingga akhir 2023 tersebut di antaranya adalah pertumbuhan kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang memadai dengan fokus pada dana murah (CASA), serta efisiensi yang terus meningkat berkat dari transformasi digital yang dilakukan BRI.

Penyaluran kredit tercatat sebesar Rp1.266,4 triliun atau tumbuh 11,2 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri bank nasional sebesar 10,4 persen.

Sementara itu DPK perseroan mencapai Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen yoy. Penghimpunan DPK BRI masih didominasi oleh dana murah (CASA) dengan persentase mencapai 64,4 persen atau setara dengan Rp874,1 triliun.

Dari sisi efisiensi operasional, Cost to Income Ratio (CIR) BRI berada pada level 41,9 persen, lebih baik dibanding capaian 2022 sebesar 47,4 persen.

“Makin rendah, makin efisien. Ini tak terlepas dari transformasi digital yang kami jalankan,” ujar dia.

Sunarso Dinobatkan sebagai The Best CEO in Digital Brand 2024

Berkat konsistensinya dalam berinovasi dan bertransformasi digital, kinerja gemilang BRI berhasil mengantarkan perseroan memborong 12 penghargaan dalam ajang 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024. Acara penghargaan yang diinisiasi oleh Infobank Media Group dan Isentia tersebut diselenggarakan pada 1 April 2024 di Jakarta.

Pada acara penganugerahan tersebut Sunarso dinobatkan sebagai The Best CEO in Digital Brand 2024. Anugerah tersebut diberikan atas keberhasilan transformasi yang dilakukan BRI sehingga perseroan menjadi perusahaan yang memberikan landasan pelayanan berbasis digital kepada publik dengan sangat memuaskan. BRI juga diakui sebagai salah satu perusahaan perbankan terbaik atas hasil penilaian masyarakat dan feedback media sosial pada produk-produk dan layanan perbankan berbasis digitalnya.

Sementara itu 11 penghargaan lain yang diterima BRI yakni The Best Overall Tabungan Bank Umum Konvensional 2024, The Best Overall Tabungan Bank Umum Konvensional 2024-KBMI 4 (Modal Inti di atas Rp70 triliun), The 2nd Best Overall KPR Bank Umum Konvensional 2024, The 2nd Best Overall Wealth Management Bank Umum Konvensional 2024, The 2nd Best Overall Mobile Banking Bank Umum Konvensional 2024, The 2nd Best Deposito Bank Umum Konvensional 2024-KBMI 4 (Modal Inti di atas Rp70 triliun).

Kemudian The 2nd Best Overall Wealth Management Bank Umum Konvensional 2024-KBMI 4 (Modal Inti di atas Rp70 triliun), The 2nd Best Mobile Banking Bank Umum Konvensional 2024-KBMI 4 (Modal Inti di atas Rp70 triliun), The 2nd Best Deposito Bank Umum Konvensional 2024-KBMI 4 (Modal Inti di atas Rp70 triliun), The 3rd Best Overall Bank Umum Konvensional 2024, dan The 3rd Best Overall Bank Umum Konvensional 2024-KBMI 4 (Modal Inti d atas Rp70 triliun).

Terkait dengan capaian tersebut, Sunarso mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut didedikasikan untuk seluruh Insan BRILian atau pekerja BRI. Pihaknya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Insan BRILian karena telah memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan dan memberikan pelayanan terbaik untuk nasabah.

Ia melanjutkan, BRI sebagai bank dengan jaringan terluas di Indonesia mampu menjalankan transformasi secara berkelanjutan. Transformasi difokuskan pada dua aspek utama, yakni digital & culture. “Kami terus men-create value baru melalui digitalisasi untuk menjalankan business model”, jelasnya dikutip dari situs resmi BRI, Selasa (2/4/2024).

Seperti diketahui, layanan perbankan saat ini dilakukan melalui beragam produk dan layanan keuangan digital. BRI pun dinilai berhasil menjawab kebutuhan dan perubahan pola transaksi masyarakat secara digital.

Hal ini dibuktikan salah satunya melalui catatan selama tahun 2023, sebanyak 99% dari total transaksi BRI dilakukan melalui kanal digital. Sementara itu,sisanya dilakukan secara konvensional di cabang atau unit kerja BRI. Transformasi digital di BRI mampu menyediakan layanan digital banking yang mudah, praktis, aman dan nyaman.

Sunarso pun menambahkan ke depan BRI akan terus berinovasi mengembangkan layanan digital sebagai bagian dari journey transformasinya.

“Transformasi digital telah membantu mendongkrak industri perbankan dengan cepat, meningkatkan inklusi keuangan, dan memberdayakan Usaha Ultra Mikro, Mikro, Kecil, dan Menengah yang merupakan salah satu fokus utama BRI,” ujar Sunarso.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.