Jumat, 26 April 24

Soal Perppu, Gerindra: Yang Genting Megawati Tidak Percaya Akhirat

Jakarta, Obsessionnews.com- Anggota Komisi III DPR Fraksi Gerindra, Muhammad Syafii, menilai terbitnya Perppu Pembubaran organisasi kemasyarakatan (ormas) menunjukkan pemerintah gagal memahami eksistensi ormas sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang ormas.

“Tapi ternyata pemerintah hari ini kan cenderung melanggar UU,” kata Syafii di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/7/ 2017).

Ia mengatakan, syarat Perppu dikeluarkan jika negara dalam kondisi genting. Dalam konteks ini ia melihat tidak ada unsur kegentigan yang dijadikan alasan bagi pemerintah untuk mengeluarkan Perppu. Yang ada justru pemerintah yang membuat genting sendiri.

“Sangat (dipaksakan), ya tadi itu peraturan hukum itu yang tidak diikuti, ia ingin keinginanya yang bisa dicapai walaupun ia menerabas hukum. Jadi Perppu ini bentuk penerabasan, karena persyaratan yang diinginkan kegentingan yang memaksa tidak ada,” kata Syafii.

Misalnya, ia mencontohkan pidato Megawati yang mengatakan tidak perlu percaya pada akhirat karena akhirat ramalan masa depan dan belum terbukti. Karena belum ada yang pulang dari akhirat itu sudah genting, itu bisa memicu kegentingan yang memaksa.

“Yang genting itu pidato Megawati, yang mengatakan tidak perlu percaya pada akhirat karena akhirat ramalan masa depan dan belum terbukti, karena belum ada yang pulang dari akhirat itu sudah genting. Itu bisa memicu, itu kegentingan yang memaksa,” katanya.

“Jadi bukan ormas-ormas yang memaksa yang membuat situasi genting, tapi pidato Megawati dan kecenderungan pemerintah melanggar hukum,” imbuhnya.

Ia melanjutkan sikap pemerintah juga menunjukkan bahwa jika ada keinginan yang sulit tercapai dengan UU yang ada, maka pemerintah tidak akan berupaya. Tapi cenderung keinginannya harus tercapai dengan cara jalan pintas yakni Perppu. Akibatnya hukum yang ada harus diterabas.

“Perppu ini kan menjadi sangat murahan, karena dalam UUD Presiden memang berkewenangan mengeluarkan Perppu, tapi dalam ihwal yang memaksa. Tolong digambarkan dong kegentingan yang sangat memaksa saat ini,” kata Syafii.

Pada pidato politik dalam acara ulang tahun partainya di Jakarta Convention Center, Selasa, 10 Januari 2017, Megawati pernah menyinggung soal pihak-pihak tertentu yang memiliki ideologi tertutup. Menurutnya, ideologi tertutup tersebut bersifat dogmatis dan tidak berasal dari cita-cita yang sudah hidup dari masyarakat.

Di sisi lain, dia menilai para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa “self fulfilling prophecy”, para peramal masa depan atau kehidupan setelah mati. Sedangkan mereka yang dianggap peramal itu belum pernah tahu kebenarannya.

“Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” kata Mega. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.