Jumat, 26 April 24

Sidang Kabinet Darurat Brasil Tangani Perkosaan Masal

Sidang Kabinet Darurat Brasil Tangani Perkosaan Masal
* Pengunjuk rasa di jalanan Rio, sebuah spanduk bertuliskan: "Telanjang atau berburka, tak ada dalih bagi perkosaan." (BBC)

Rio de Janeiro – Presiden interim Brasil Michel Temer menggelar pertemuan darurat para menteri bidang keamanan menyusul perkosaan beramai-ramai terhadap seorang gadis remaja di Rio de Janeiro yang memicu kemarahan luas.

Dia menyatakan akan membentuk sebuah unit polisi federal untuk menangani kekerasan terhadap perempuan.

Gadis berusia 16 itu yakin ia dibius setelah berkunjung ke rumah pacarnya, Sabtu pekan lalu, dan mengatakan ia terbangun di rumah yang lain, dikerumuni oleh 30 orang lelaki.

Seperti dilansir BBC, hari Jumat (27/5), ratusan pengunjuk rasa menuntut langkah nyata untuk mengakhiri kekerasan seksual.

Kejadian itu lebih membangkitkan lagi kemarahan luas, karena direkam dengan video dan ditayangkan di media sosial.

Polisi memburu lebih dari 30 pria tersangkanya. Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan, termasuk untuk pacar perempuan itu.

“Saya mengutuk sekeras-kerasnya perkosaan remaja di Rio de Janeiro itu,” kata Temer.

“Sangat tidak masuk akal bahwa di abad ke-21 kita masih harus hidup dengan kejahatan barbar seperti ini.”

Sebuah poster solidaritas bagi korban bertuliskan, "Kami semua berdarah." (BBC)
Sebuah poster solidaritas bagi korban bertuliskan, “Kami semua berdarah.” (BBC)

Ia mengatakan pemerintah berupaya keras ‘untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab’ atas serangan seksual itu.

Kepala polisi Rio Fernando Veloso mengatakan bahwa penyidik akan memeriksa bukti-bukti forensik.

“Andai saja gambar-gambar ini tidak diposting, mungkin kita tidak akan berada di sini sekarang,” katanya sembari menambahkan bahwa banyak kasus perkosaan tidak dilaporkan.

Perkosaan itu dikatakan terjadi di kawasan miskin di Rio barat akhir pekan lalu.

Dalam pesan yang diposting di Facebook, korban mengatakan berterima kasih atas dukungan yang telah diterimanya dan menambahkan: “Saya sebelumnya menyangka akan dicap buruk.”

Dia menambahkan: “Semua dari kita dapat mengalami masalah ini suatu hari. Kejadian ini tak sekadar menyakiti tubuh, tetapi juga jiwa karena ada orang-orang jahat dan keji yang tidak dihukum !! Terima kasih untuk dukungannya.”

Sebuah video 40 detik dibagikan secara luas dan diikuti oleh gelombang komentar misoginis, sebelum akun pengguna media sosial itu ditutup.

Nenek korban mengatakan bahwa pihak keluarga melihat video ini dan sangat terpukul karenanya.

“Saya sangat menyesal melihat video itu. Kami semua sangat sedih dan terpukul,” kata sang nenek kepada koran Folha de S. Paulo. (BBC)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.