Kick Off dan Sharing Session AOSD 2025, Mendag Busan Ajak UMKM Indonesia Gencarkan Ekspor ke ASEAN

Obsessionnews.com — Menteri Perdagangan Budi Santoso secara resmi membuka gelaran ASEAN Online Sale Day (AOSD) 2025 yang berlangsung pada 8—10 Agustus. Dalam acara “Kick Off dan Sharing Session AOSD 2025” yang digelar di Auditorium Kementerian Perdagangan pada Kamis, (7/8/2025), Mendag mengajak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini guna memperluas akses ekspor melalui platform niaga elektronik ke pasar regional ASEAN.
Mengusung tema “A Click to Prosperity”, AOSD 2025 tidak sekadar festival belanja daring lintas negara, tetapi menjadi platform strategis untuk mendorong produk UMKM Indonesia naik kelas dan masuk pasar global.
“Kita perlu menjadikan AOSD sebagai momentum emas untuk mengekspose potensi produk-produk lokal Indonesia ke pasar ASEAN dan dunia. E-commerce kini menjadi jembatan utama ekspor UMKM. Sinergi dari semua pihak mutlak diperlukan,” ujar Mendag Budi Santoso.
Melalui AOSD, Kemendag tidak hanya memberikan ruang promosi bagi UMKM, tetapi juga menyinergikan kolaborasi multipihak. Di antaranya dengan Shopee Indonesia sebagai mitra strategis e-commerce dan FedEx Indonesia dalam sektor logistik yang sedang menjajaki perluasan dukungan pengiriman lintas batas.

Shopee sendiri telah memfasilitasi ekspor produk lokal ke luar ASEAN melalui program Shopee Ekspor dan Shopee FLEXI. Sejak 2019, lebih dari 60 juta produk lokal telah diekspor ke berbagai negara.
Mendag juga memaparkan capaian program UMKM BISA Ekspor (Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor) yang telah memfasilitasi 773 UMKM dengan total nilai transaksi USD 90,04 juta atau setara Rp1,4 triliun.
“Kami mengapresiasi seluruh mitra yang mendukung akselerasi UMKM. Dengan semangat kolaborasi, kita dorong UMKM menjadi pemain tangguh di pasar global,” ujar Mendag.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan bahwa Kemendag terus berperan aktif sebagai koordinator pelaksanaan AOSD di ASEAN. Sejak pertama kali digelar pada 2020, Indonesia menjadi motor penggerak dalam memperluas digitalisasi perdagangan regional.
“AOSD bukan sekadar festival belanja, tapi bagian dari upaya pemulihan ekonomi kawasan. E-commerce menjadi enabler untuk UMKM meningkatkan daya saing dan skala usahanya,” ujar Djatmiko.
Ia juga menegaskan bahwa integrasi digital adalah strategi utama dalam memperkuat ketahanan ekonomi ASEAN di tengah dinamika global, serta memastikan UMKM menjadi bagian dari ekosistem tersebut.
Lebih dari 100 pelaku UMKM hadir mengikuti sesi Sharing Session AOSD 2025, yang mengangkat berbagai materi dari sejumlah narasumber yaitu “Potensi Pasar di ASEAN” oleh Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag Bayu Wicaksono, “Pemanfaatan Hasil Perundingan Perdagangan di ASEAN” oleh Tenaga Teknis Bidang Implementasi Hasil Perjanjian Perdagangan Internasional Free Trade Agreement Support Center Jakarta Arif Hariyanto, “Strategi Pemasaran Produk Ekspor Melalui Sistem Daring” oleh Deputy Director Government Relations Shopee Indonesia Balques Manisang, “Edukasi Logistik” oleh Country Senior Manager-Sales FedEx Indonesia Nicolaus Wicito, serta “Kesiapan dan Pengembangan Usaha Menuju Ekspor” oleh Chief Operating Officer (COO) Nusa Fresh Pekik Warnendya.

Sesi ini menjadi wadah berbagi praktik baik, menjawab tantangan, dan membangun jejaring antar pelaku usaha.
Salah satu cerita sukses datang dari Lusi Rahma, pemilik Jati Aji, UMKM furnitur berbahan limbah kayu. Berawal dari partisipasinya dalam AOSD 2023 di Semarang, ia kini telah menembus pasar internasional melalui platform Shopee.
“AOSD memberi kami kesempatan mengenal buyer asing secara langsung dan bersinergi dengan UMKM lain untuk memenuhi permintaan ekspor. Ini pengalaman yang sangat memperluas wawasan kami,” ujarnya.
Sementara Nisrina Prisan Keyko dari CV Santoon Indonesia berharap AOSD 2025 bisa membuka lebih banyak peluang ekspor di sektor fesyen.
“Kami ingin lebih siap dan terstruktur dalam menghadapi ekspor. AOSD adalah jendela pembelajaran yang sangat berharga,” jelas Nisrina.
Menurut data Kemendag, nilai transaksi niaga elektronik nasional pada 2024 mencapai Rp487 triliun, naik 7,3% dari tahun sebelumnya. Sektor e-commerce juga berkontribusi terhadap 75% Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia, yang diproyeksi menembus USD 90 miliar dalam waktu dekat.
Platform seperti AOSD tidak hanya memberi ruang promosi, tetapi memperkuat kepercayaan konsumen regional, memperluas akses logistik, dan mempercepat akselerasi digital UMKM di ASEAN.
Mendag Budi Santoso mengajak seluruh pemangku kepentingan — pemerintah, pelaku usaha, platform digital, dan komunitas UMKM — untuk memperkuat ekosistem ekspor digital melalui AOSD 2025.
“Mari kita manfaatkan momentum AOSD sebagai jembatan emas untuk membawa UMKM Indonesia berkiprah di pasar ASEAN dan dunia. Ini bukan hanya tentang menjual barang, tapi juga membangun reputasi, daya saing, dan masa depan ekonomi kita,” pungkasnya.
Turut hadir mendampingi Mendag dalam acara ini diantaranya Wakil Mendag Dyah Roro Esti, Sekjen Kemendag Isy Karim, Irjen Kemendag Komjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Dirjen Perlindungan Konsumen Moga Simatupang, dan Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Tommy Andana. (Ali)





























