Furnitur dan Dekorasi Rumah Indonesia Catat Potensi Transaksi Rp8,5 Miliar di Pameran Decorex Johannesburg 2025

Furnitur dan Dekorasi Rumah Indonesia Catat Potensi Transaksi Rp8,5 Miliar di Pameran Decorex Johannesburg 2025
Paviliun Indonesia menampilkan produk Furnitur dan Dekorasi Rumah Indonesia (Foto Dok. Humas Kemendag RI)

Obsessionnews.com — Produk-produk furnitur dan dekorasi rumah Indonesia menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada ajang Decorex Johannesburg 2025, yang berlangsung pada 24–27 Juli 2025 di Sandton Convention Center, Johannesburg, Afrika Selatan, Indonesia berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar USD 520,5 ribu atau sekitar Rp8,5 miliar.

Partisipasi Indonesia pada pameran prestisius ini menjadi langkah strategis untuk membuka akses pasar nontradisional, khususnya di kawasan Afrika. Setelah sempat vakum dari pameran internasional sejenis, Indonesia hadir dengan kekuatan penuh: menampilkan furnitur dan dekorasi rumah berbasis material berkelanjutan dan desain khas yang menarik perhatian pengunjung mancanegara.

“Keikutsertaan Indonesia merupakan upaya membuka pasar baru dan menjawab tantangan perdagangan global, termasuk akibat penetapan tarif resiprokal dari Amerika Serikat terhadap beberapa produk ekspor,” ungkap Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg, Efri Yenni.

Dalam empat hari pameran, lebih dari 1.000 pengunjung menyambangi Paviliun Indonesia. Antusiasme ini menjadi cerminan tingginya ketertarikan pasar Afrika terhadap furnitur dan kerajinan Indonesia yang dikenal kaya akan nilai estetika, fungsionalitas, serta ramah lingkungan.

Afrika Selatan sendiri tengah mengalami peningkatan permintaan furnitur dan dekorasi rumah, didorong oleh pergeseran tren konsumen yang mulai mengedepankan nilai estetika dan keberlanjutan. Di sisi lain, sebagai negara yang bukan penghasil utama kayu, Afrika Selatan menjadi pasar potensial bagi produk-produk kayu olahan dari Indonesia.

“Dengan desain khas dan kualitas tinggi, produk Indonesia sangat cocok untuk kebutuhan pasar Afrika Selatan. Namun, strategi harga dan efisiensi logistik harus diperhatikan oleh para eksportir karena tantangan tarif dan biaya pengiriman masih relatif tinggi,” jelas Efri Yenni.

Meskipun menjanjikan, ekspor furnitur dan dekorasi rumah Indonesia ke Afrika Selatan pada 2024 masih relatif kecil, yakni USD 15,3 juta, atau hanya 2,37% dari total impor Afrika Selatan di sektor ini yang mencapai USD 647,8 juta. Artinya, terdapat peluang besar untuk meningkatkan penetrasi pasar.

Indonesia harus bersaing dengan negara-negara seperti Tiongkok, Thailand, Polandia, Jerman, dan Vietnam yang lebih dulu menguasai segmen furnitur di Afrika Selatan. Oleh karena itu, pendekatan berbasis kualitas, desain kreatif, dan nilai budaya menjadi strategi utama dalam menaklukkan pasar.

Paviliun Indonesia tampil dengan desain khas seluas 36 m² di Hall International Level 2. Sebanyak lima perusahaan ekspor yang merupakan binaan Indonesia Design Development Center (IDDC), Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, turut hadir langsung, yaitu CV Dollar Furniture, PT Indo Risakti, PT Koloni Timur, CV Sorajati Dharma Biru, dan CV Ride One Gallery.

Kelima perusahaan ini membawa rangkaian produk mulai dari furnitur indoor-outdoor hingga dekorasi rumah dengan kekayaan ornamen khas Indonesia yang menarik perhatian banyak distributor besar.

Sejumlah importir papan atas Afrika Selatan seperti Mr. Price Home, Sotran, Firehouse, dan Heather Gate menyatakan minat terhadap seluruh produk di Paviliun Indonesia. Bahkan, CV Dollar Furniture langsung menggelar pertemuan bisnis lanjutan dengan Mr. Price Home di Durban usai pameran.

“Importir Sotran bahkan berencana mengunjungi langsung pabrik-pabrik kami pada bulan September. Kami berharap proses negosiasi bisa segera berujung pada pengiriman perdana tahun ini,” ujar Efri Yenni.

Tak hanya menghasilkan potensi transaksi, pameran ini juga memberikan validasi pasar yang nyata. Salah satu peserta, PT Indo Risakti, bahkan melaporkan bahwa seluruh sampel produk yang dibawa habis terjual hanya dalam satu hari.

“Kami bersyukur bisa memperkenalkan kerajinan khas Indonesia kepada publik internasional. Banyak buyer potensial seperti Poetry, Woolworths, dan pelaku desain interior tertarik. Ini bukti nyata bahwa pasar Afrika Selatan terbuka untuk kita,” kata Rumiris Tapiannauli, pemilik PT Indo Risakti.

Senada dengan itu, Abdullah Tugiran Rejo, pemilik CV Dollar Furniture, menyampaikan harapannya agar produk unggulan mereka dapat segera masuk ke pasar Afrika.

“Kami sangat mengapresiasi fasilitasi Kementerian Perdagangan dan ITPC Johannesburg. Kehadiran kami di Decorex membuka banyak peluang dan meningkatkan visibilitas global,” katanya.

PT Koloni Timur juga merasakan dampak positif. Menurut Edmund Parengkuan, antusiasme pengunjung luar biasa dan kehabisan sampel di hari pertama merupakan sinyal kuat bahwa furnitur Indonesia mampu bersaing.

“Kami membawa teak furniture indoor dan outdoor berkualitas tinggi, dan mendapat tanggapan sangat baik. Dengan dukungan Kemendag, kami optimistis menembus pasar Afrika Selatan,” ujarnya.

Decorex Johannesburg adalah pameran bisnis tahunan paling bergengsi di Afrika Selatan, menampilkan tren terbaru dalam furnitur, dekorasi rumah, arsitektur, dan gaya hidup. Edisi 2025 mengusung tema "The Future of Living" dan digelar bersamaan dengan “100% Design Afrika”, yang dikenal sebagai panggung utama promosi kreativitas dan desain kontemporer Afrika.

Ajang ini dihadiri oleh lebih dari 34.782 pengunjung yang terdiri dari importir, arsitek, pengembang properti, perwakilan sektor perhotelan, dan retail besar.  (Ali)