Wamendag Roro Tegaskan Pentingnya Katalis Sebagai Jembatan Ekonomi Indonesia–Australia

Wamendag Roro Tegaskan Pentingnya Katalis Sebagai Jembatan Ekonomi Indonesia–Australia
Wamendag Roro dalam acara Katalis Program Showcase, Indonesia–Australia Prosperity Exhibition 2025, di Jakarta, pada Rabu (6/8/2025) (Foto Dok. Istimewa)

Obsessionnews.com – Dalam upaya memperkuat hubungan ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Australia, Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan apresiasinya terhadap program Katalis, yang selama lima tahun terakhir telah berperan sebagai penghubung penting dalam mewujudkan manfaat nyata dari perjanjian perdagangan Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Pernyataan itu disampaikan Wamendag Roro dalam acara Katalis Program Showcase, yang menjadi bagian dari rangkaian besar Indonesia–Australia Prosperity Exhibition 2025, di Jakarta, pada Rabu (6/8/2025). Kegiatan ini sekaligus menjadi penanda berakhirnya fase pertama program Katalis (2020–2025), serta membuka diskusi untuk arah strategis fase lanjutan yang akan dimulai tahun 2026 mendatang.

“Program Katalis telah menjadi platform yang efektif dalam menerjemahkan semangat IA-CEPA ke dalam kolaborasi nyata antar pelaku usaha, lembaga pemerintah, dan masyarakat di kedua negara,” ujar Wamendag Roro. Ia menambahkan bahwa Katalis berhasil membangun jembatan ekonomi inklusif, sekaligus memperluas peluang untuk pengembangan kapasitas lokal Indonesia, terutama dalam hal perdagangan, investasi, dan penguatan sumber daya manusia.

Selama lima tahun pelaksanaannya, Katalis tercatat telah menjalankan berbagai inisiatif strategis, mulai dari peningkatan kapasitas ekspor bagi UMKM, percepatan ekspor buah-buahan tropis dan kakao ke pasar Australia, hingga penguatan peran wirausaha perempuan dalam perekonomian melalui program seperti Go Big, Go Global.

Selain itu, Katalis juga membuka jalan kerja sama antar sektor pendidikan dan ketenagakerjaan dengan memfasilitasi pertukaran keterampilan bilateral serta pengembangan tenaga kerja di sektor-sektor prioritas. Program-program ini tidak hanya memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap peningkatan daya saing dan ketahanan ekonomi Indonesia.

“Melalui Katalis, kita tidak hanya membangun jembatan perdagangan, tapi juga jembatan kompetensi, kapasitas, dan kepercayaan,” kata Wamendag Roro. “Ini yang membuat kerja sama Indonesia dan Australia menjadi semakin kuat dan relevan di tengah tantangan ekonomi global.”

Seiring berakhirnya fase pertama Katalis, pemerintah Indonesia bersama mitra Australia tengah mempersiapkan arah baru untuk fase berikutnya: Katalis 2.0. Wamendag Roro menyampaikan bahwa masa depan program ini akan dipengaruhi oleh berbagai tantangan baru, termasuk transformasi digital, transisi energi, dan pentingnya pertumbuhan yang berkelanjutan serta inklusif.

“Ke depan, Katalis perlu menyempurnakan fokusnya, menyelaraskan diri dengan prioritas kebijakan yang terus berkembang, serta memanfaatkan pembelajaran dari fase pertama untuk meningkatkan efektivitas,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa IA-CEPA bukan hanya perjanjian ekonomi semata, tetapi instrumen untuk memperkuat kemitraan strategis jangka panjang, termasuk dalam sektor ekonomi hijau, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat akar rumput.

Dalam pernyataannya, Wamendag Roro juga menyoroti bahwa kedua negara saat ini memiliki peluang besar untuk memperdalam kerja sama di bidang perdagangan jasa, industri kreatif, pengembangan ekosistem digital, hingga program pelatihan vokasional. Ia juga menyampaikan harapan agar lebih banyak UMKM Indonesia dapat memanfaatkan akses pasar ke Australia secara optimal, khususnya sektor-sektor yang memiliki potensi ekspor tinggi seperti agrikultur, makanan-minuman, produk kecantikan, dan tekstil.

Menariknya, Australia juga menunjukkan minat besar terhadap upaya pemberdayaan UMKM perempuan di Indonesia. Program-program Katalis sebelumnya telah membuktikan bahwa pelaku usaha perempuan memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kami sangat terbuka untuk menjalin kolaborasi lebih erat dengan para mitra Australia di bidang pemberdayaan perempuan, transformasi digital UMKM, dan pelatihan keterampilan kerja,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Program Katalis, Paul Bartlett, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan Katalis selama lima tahun terakhir. Menurutnya, Katalis telah menjadi bukti nyata bagaimana sebuah program kerja sama ekonomi bilateral dapat berjalan efektif bila dibangun atas dasar saling percaya, transparansi, dan fokus pada dampak jangka panjang.

“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak—baik pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, maupun mitra masyarakat sipil di Indonesia dan Australia. Jembatan yang kita bangun bersama ini sudah semakin kokoh dan siap menampung arus kolaborasi yang lebih besar di masa depan,” kata Bartlett.

Katalis adalah bagian dari IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) yaitu program yang dirancang untuk memaksimalkan manfaat dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia. Katalis bekerja dengan tiga pilar utama:

  1. Peningkatan Akses Pasar: Membuka lebih luas pintu ekspor dan investasi bagi pelaku usaha Indonesia, khususnya UMKM dan sektor jasa.

  2. Peningkatan Perdagangan dan Investasi Dua Arah: Menjembatani pelaku usaha Indonesia dan Australia untuk menciptakan sinergi ekonomi yang saling menguntungkan.

  3. Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Memberikan perhatian khusus pada kelompok yang selama ini kurang terlibat dalam perdagangan internasional, seperti UMKM perempuan, pelaku ekonomi desa, dan tenaga kerja vokasional.

Katalis dirancang untuk menyasar kelompok-kelompok yang paling membutuhkan dorongan agar tidak tertinggal dalam arus perdagangan global, dan ini menjadi landasan moral dari IA-CEPA itu sendiri demi membangun kemakmuran bersama, bukan sekadar memperbesar volume dagang.

Katalis telah terbukti menjadi program yang tidak hanya membangun fondasi kolaborasi, tetapi juga menciptakan dampak nyata. Dalam lanskap global yang semakin kompleks, peran kemitraan semacam ini menjadi semakin penting.

“Kementerian Perdagangan akan terus menjadi mitra aktif dalam mendorong kerja sama yang inklusif dan strategis antara Indonesia dan Australia, sejalan dengan prinsip IA-CEPA,” pungkas Wamendag Roro.

Ke depan, harapannya Katalis tidak hanya menjadi contoh program kerja sama bilateral yang berhasil, tetapi juga menjadi model inspiratif bagi negara-negara lain dalam membangun hubungan perdagangan dan investasi yang inklusif dan berkelanjutan. (Ali)