Cegah Stunting dari Akar Rumput, FK UPNVJ Latih Warga Pangkalan Jati Olah Bubur Ayam Kelor Bergizi

Obsessionnews.com — Makanan sehat untuk bayi tak harus mahal atau berbahan impor. Dengan bahan lokal seperti daun kelor, MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) bisa diolah menjadi menu kaya gizi dan mudah dibuat di rumah. Inilah pesan utama dari kegiatan pengabdian masyarakat yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (FK UPNVJ) di Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (5/8/2025).
Mengusung tema “Pelatihan Pembuatan Bubur Ayam dan Daun Kelor sebagai MP-ASI Bayi pada Ibu-Ibu Kader PKK”, kegiatan ini merupakan bagian dari skema UPNVJ Community Territory (UCT), yang memperkuat kolaborasi kampus dan masyarakat untuk mengatasi tantangan kesehatan berbasis lokal.
Sekitar 20 peserta yang terdiri dari kader PKK dan remaja putri Desa Pangkalan Jati tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari penyuluhan gizi hingga praktik langsung pembuatan bubur ayam kelor yang lezat dan bergizi. Hadir pula Ketua RT 007/RW 007 setempat yang memberikan dukungan penuh terhadap program ini.
Dr. dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed., salah satu dosen yang tergabung dalam tim pengabdian, menjelaskan pentingnya inovasi dalam menu MP-ASI. "Setelah bayi berusia enam bulan, ASI saja tidak lagi cukup. Diperlukan makanan pendamping yang tidak hanya padat energi, tetapi juga kaya zat gizi mikro. Di sinilah potensi luar biasa dari daun kelor," ujarnya.
Menurut Dr. Tiwuk, bubur ayam sebagai MP-ASI umum memang sudah banyak digunakan masyarakat. Namun, penambahan daun kelor yang dikenal sebagai superfood lokal dapat meningkatkan nilai gizinya secara signifikan.
"Daun kelor mengandung protein, zat besi, kalsium, vitamin A dan C, serta antioksidan seperti flavonoid dan polifenol. Kandungan ini mendukung pertumbuhan tulang, memperkuat daya tahan tubuh, dan mencegah anemia pada bayi," jelasnya.
Dalam sesi pelatihan, peserta diberikan materi tentang pentingnya asupan gizi sejak dini untuk mencegah stunting dan anemia, dua masalah gizi kronis yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Pelatihan dikemas menarik melalui pretest, pemaparan materi edukatif, praktik memasak, diskusi interaktif, hingga role play. Di akhir sesi, dilakukan posttest sebagai bentuk evaluasi pemahaman peserta.
Tim pengabdian dari FK UPNVJ tak hanya terdiri dari para dosen, tetapi juga mahasiswa. Keterlibatan generasi muda dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata pendidikan yang berbasis pengalaman lapangan.
Adapun tim dosen yang terlibat terdiri dari: Dr. dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed, dr. Sri Wahyuningsih, M.Kes., Sp.KKLP, dr. Pritha Maya Savitri, Sp.KP, dr. Agneta Irmarahayu, M.Pd.Ked., Sp.KKLP, Dwi Arwandi Yogi Saputra, S.KM, M.KM, dan dr. Yuni Setyaningsih, M.Biomed.
Mahasiswa yang turut mendampingi dan belajar langsung dari masyarakat antara lain Amy, Audy Ramadhan, Salsabila Faiza Dzafira Raharjo, dan Djuwita.
Keterlibatan mahasiswa FK UPNVJ dalam kegiatan ini menjadi bentuk pendidikan kedokteran yang bukan hanya fokus pada klinik dan laboratorium, tetapi juga turun langsung ke masyarakat untuk memahami konteks sosial dan budaya dalam pelayanan kesehatan.
Data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 21,6 persen. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang MP-ASI yang benar dan terjangkau.
Melalui kegiatan ini, FK UPNVJ ingin menunjukkan bahwa solusi masalah gizi tidak harus selalu datang dari luar, tapi bisa dimulai dari dapur sendiri, dengan bahan lokal yang mudah didapat dan terjangkau.
“Resep bubur ayam kelor ini bisa menjadi alternatif yang efektif dan efisien untuk diberikan pada bayi sejak dini. Kami harap, ibu-ibu kader dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing,” kata dr. Tiwuk menutup sesi pelatihan.
Kegiatan ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana perguruan tinggi, melalui tridharma pendidikan tinggi, mengambil peran strategis dalam memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat dari akar rumput. Dengan pendekatan edukatif, partisipatif, dan kontekstual, FK UPNVJ membuktikan bahwa mencegah stunting bisa dimulai dari satu mangkuk bubur kelor yang bergizi. (Ali)





























