Simposium MPA dan OECM Dorong Konservasi Laut Berbasis Data di Indonesia

Simposium MPA dan OECM Dorong Konservasi Laut Berbasis Data di Indonesia
Dok Humas KKP

Obsessionnews.com - Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap target konservasi laut global 30x30 melalui Simposium MPA dan OECM Indonesia 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan, bekerja sama dengan Konsorsium MPA & OECM yang terdiri dari WWF-Indonesia, Coral Triangle Center (CTC), RARE, Yayasan Pesisir Lestari, Rekam, dan Konservasi Indonesia (KI).

Simposium ini merupakan forum nasional pertama yang secara khusus mempertemukan berbagai pemangku kepentingan—mulai dari pemerintah pusat dan daerah, akademisi, lembaga non-profit, hingga komunitas lokal—untuk mendorong pengelolaan laut yang lebih kolaboratif dan berbasis bukti. Fokus utamanya adalah memperkuat peran kawasan konservasi laut (Marine Protected Area/MPA) dan kawasan kelola lain yang juga mendukung pelestarian ekosistem, dikenal sebagai OECM (Other Effective Area-Based Conservation Measures).

Selama dua hari, 15-16 Mei, peserta mendiskusikan berbagai tantangan dan praktik baik dalam pengelolaan laut, mulai dari tata kelola berbasis komunitas hingga pentingnya dukungan kebijakan di tingkat nasional. Salah satu isu yang mencuat adalah perlunya harmonisasi data spasial dan ekologi antar lembaga, agar pengambilan keputusan lebih akurat dan menyentuh kebutuhan nyata di lapangan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang hadir dalam pembukaan simposium menyampaikan pentingnya menjadikan konservasi sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi biru. “Kita tidak bisa bicara ekonomi biru kalau lautnya rusak. Upaya konservasi harus dibarengi dengan data yang kuat dan kerja sama lintas sektor. Indonesia sudah punya modalnya, tinggal bagaimana kita menjaga konsistensi dan skala,” ujar Trenggono.

Menurutnya, sinergi antara kawasan konservasi resmi (MPA) dan pendekatan berbasis kearifan lokal seperti OECM bisa menjadi model khas Indonesia dalam mencapai target konservasi global tanpa mengesampingkan kepentingan masyarakat pesisir. Ia juga menekankan pentingnya membangun sistem monitoring yang transparan dan melibatkan masyarakat secara aktif.

Simposium ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pembentukan platform nasional untuk pertukaran data, metode, dan pengalaman antar wilayah. Dengan begitu, pengelolaan laut Indonesia tidak hanya kuat di atas kertas, tapi juga berdampak nyata bagi ekosistem dan penghidupan jutaan orang yang bergantung pada laut.AngieON