Bermula dari Gerobak Batik, UMKM Apikmen Tembus Pasar Timur Tengah dan Australia

Obsessionnews.com —Usaha batik rumahan asal Jakarta Selatan, Apikmen, kini menjangkau pasar ekspor setelah lebih dari satu dekade berjalan sebagai usaha mikro. Produk-produknya telah hadir di Jeddah dan Sydney, menandai langkah signifikan ke pasar internasional, khususnya Timur Tengah dan Australia.
Didirikan oleh pasangan suami istri Agus T. Santosa dan Elva Fahrima pada 2011, Apikmen lahir dari ketertarikan pribadi terhadap batik. Dimulai secara sederhana, usaha ini perlahan berkembang hingga tampil di berbagai pameran mode, baik di dalam maupun luar negeri.
Agus memulai tanpa latar belakang di bidang fesyen. Titik awalnya terjadi saat ia berbincang dengan pemilik toko batik di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Ia kemudian mencoba menitipkan kemeja hasil rancangannya sendiri, yang ternyata disukai konsumen dan mulai menarik perhatian pasar.
Nama "Apikmen" berasal dari kata “apik”dalam Bahasa Jawa, yang berarti rapi atau enak dilihat, serta “men”, singkatan dari “men’s”atau pria. Sejak awal, Apikmen fokus pada kemeja batik pria dengan desain berani dan warna mencolok, yang membedakannya dari produk batik konservatif.
Tahun 2012 menjadi momentum penting saat Apikmen mulai rutin mengikuti pameran UMKM binaan pemerintah dan lembaga swasta. Dari situ, tawaran kerja sama berdatangan, termasuk peluang distribusi ke luar negeri yang diawali lewat relasi diaspora Indonesia di Jeddah.
Meski produksi masih berskala rumahan, Apikmen kini memberdayakan sejumlah penjahit dan pembatik dari sekitaran Jakarta dan Pekalongan. Mereka menjaga kualitas produksi sekaligus mempertahankan ciri khas desain yang berani, sambil tetap merespons selera pasar global yang dinamis.
VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa penguatan UMKM merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. “Dengan dukungan pelatihan, pembiayaan, dan akses pasar, UMKM Indonesia dapat tumbuh dan bersaing secara global,”ujar Fadjar dalam keterangan tertulis.
Keberhasilan Apikmen menunjukkan bahwa UMKM lokal tak hanya mampu bertahan, tapi juga berkembang lintas negara. Dengan pendekatan digital dan pelibatan pengrajin daerah, Apikmen membawa batik ke panggung global, sekaligus memperkenalkan industri kreatif Indonesia kepada pasar internasional yang lebih luas. IwanLubisON