Terima Prabowo, Megawati di Atas Angin

Obsessionnews.com - Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, yang terjadi pada awal pekan ini memberi makna simbolik yang dalam. Malahan, Mega menempatkan posisinya di atas angin, dibanding Prabowo yang harus menyambangi kediaman tokoh partai pemenang pemilu itu.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, kehadiran Prabowo ke rumah Mega membuktikan bahwa situasi bangsa sekarang ini tergolong pelik. Prabowo menyadari pentingnya dukungan dari banyak pihak kepada pemerintah, sekaligus berharap dukungan dari PDIP.
Baca Juga:
Dasco Sebar Dua Foto Pertemuan Prabowo-Mega, Satu Berjarak Satu Mendekat
"Pak Prabowo menyadari dalam situasi bangsa seperti saat ini, diperlukan kerja sama semua pihak. Tentu salah satu yang terpenting itu adalah kerja sama dengan partai-partai di parlemen. Pak Prabowo menyadari bahwa kekuatan PDIP sangat besar, soliditasnya makin kuat dan pengaruhnya makin membesar," kata Ray, di Jakarta, Rabu (9/4).
Prabowo disebut menyadari kuatnya PDIP di tengah dinamika yang terjadi sekarang ini. Sementara pamor partai-partai pendukung pemerintah bisa dianggap mengalami stagnansi.
Baca Juga:
Pertemuan Prabowo-Megawati, Kenapa Harus Jadi Misteri?
"Bahwa pertemuan itu dilakukan di Teuku Umar, bukan di Istana Negara, juga merupakan strategi jitu Ibu Mega. Dengan begitu, sulit menyebut ibu Mega telah ditaklukkan," seloroh Ray.
"Kenyataan bahwa Ibu Mega lah yang didatangi oleh Prabowo menandakan betapa ketokohan Ibu Mega tidak dapat dipandang sebelah mata oleh Prabowo. Tidak sama dengan ketua umum parpol lain yang bahkan rela menjadi pembantu Pak Prabowo sebagai anggota kabinet, yang dengan sendirinya menjadi 'anak buah' Pak Prabowo," sambungnya.
"Hal ini juga menempatkan Ibu Mega tidak kalah pamor dari Pak Jokowi di mana awal-awalnya didatangi oleh Prabowo ke Solo."
Baca Juga:
Wacana Pertemuan: Prabowo Ngebet, Megawati Tenang
Ray menyoroti pertemuan yang berlangsung di kediaman Mega menandakan bahwa inisiatif pertemuan datang dari Prabowo. Pertemuan tersebut berbeda dengan yang dilakukan ketika Prabowo bertemu Jokowi yang berlangsung di tempat netral.
"Pertemuan Ibu Mega dan Pak Prabowo di rumah Ibu Mega menunjukan bahwa kebutuhan untuk bertemu itu memang datang dari Pak Prabowo," katanya.
Prabowo, lanjut Ray, mengistimewakan Mega dengan menyambangi kediaman yang bersangkutan. Sementara Mega menganggap kehadiran Prabowo secara biasa, sebatas silaturahmi seperti yang dilakukan banyak tokoh ketika menyambangi kediaman Mega pada hari pertama Idulfitri pekan lalu.
Kehadiran Prabowo, kata dia, perlu untuk menjaga relasi dengan kekuatan oposisi. Sementara Mega menjaga martabatnya sebagai ketum partai pemenang Pemilu 2024. Kalaupun nantinya PDIP memilih jalur oposisi, Ray menganggap, pemerintah mendapatkan mitra yang moderat, bukan oposisi keras.
"Pertemuan itu memberi poin 70 untuk Ibu Mega dan 30 untuk Pak Prabowo," kata dia.
Poin 70 didapatkan Mega karena secara langsung dengan menerima Prabowo memenuhi keinginan salah satu faksi internal. Mega juga menempatkan kediaman pribadi untuk menerima Prabowo, bukan dirinya yang harus menyambangi Istana.
"(Megawati) menjaga martabatnya sebagai ketum partai pemenang pemilu. Bukan partai yang belok sana, belok sini demi kekuasaan," kata Ray Rangkuti. (Erwin)