100 Hari Jadi Presiden, Prabowo Konsolidasi dan Berupaya Keluar dari Bayang-bayang Jokowi

Obsessionnews.com - Presiden Prabowo Subianto belum maksimal dalam 100 hari memerintah. Sekalipun Litbang Kompas menyebut tingginya kepuasan publik hingga 80,9 persen, terdapat data dari Celios yang menunjukkan sebaliknya. Pengamat politik Ray Rangkuti menilai, Prabowo belum fokus memimpin pemerintahan.
Ray menyebutkan, postur kabinet gemuk sudah pasti merepotkan Prabowo. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya kontroversi dibanding prestasi anggota kabinet. Kontroversi terakhir terlihat dari kisruh pagar laut di Tangerang. Maka, dia menganggap Prabowo hingga kini masih berupaya melakukan konsolidasi.
Baca Juga:
Hadi Tjahjanto dan Kemelut HGB Pagar Laut
"Saya melihat 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran ini dalam tiga hal. Pertama, masih dalam tahap konsolidasi dan orientasi," kata Ray, di Jakarta, Sabtu (25/1).
Prabowo, lanjut Ray, juga berupaya keluar dari bayang-bayang presiden terdahulu, Jokowi. Dia menjadikan sikap keras Prabowo terhadap pagar laut di TNI hingga mengerahkan TNI AL membongkar menjadi salah satu indikator.
Baca Juga:
Membaca Politik Minyak Urut dan Vitamin Prabowo-Megawati
Kisruh pagar laut di Tangerang diwarnai dengan adanya sertifikat hak guna bangunan (HGB) dan sertifikat hak milik (SHM), yang menurut Menteri ATR/BPN Nusron Wahid sudah dibatalkan. Menteri ATR/BPN terdahulu mengaku tidak menerbitkan HGB dan SHM itu.
"Terlihat ada upaya Prabowo keluar dari bayang-bayang Solo. Dari pemerintahan dengan wajah Solo ke wajah Kertanegara. Pembongkaran pagar bambu laut Tangerang adalah salah satu tanda Prabowo meninggalkan bayang-bayang Solo," ujarnya.
Baca Juga:
Capaian Semu Kepuasan Publik 80,9 Persen
Menurutnya, momen pertemuan Prabowo dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bakal menjadi indikator utama bahwa eks Menhan RI sudah melepaskan diri secara halus dari pengaruh Jokowi. Namun, pertemuan Prabowo-Mega hingga kini belum diketahui kapan bakal terlaksana.
"Jika pertemuan Mega-Prabowo terealisasi, makin menandakan orientasi perubahan wajah kepemimpinannya dari Solo ke Kertanegara, tetapi dalam hal menjaga kepuasan rakyat maka program-program populis dilakukan. Seperti bansos dan makan bergizi gratis," kata dia. (Erwin)