Ciptakan SDM Unggul, PKS Dukung Penuh Program Makan Bergizi Gratis

Obsessionnews.com - Pemerintah secara resmi meluncurkan program makan bergizi gratis (MBG) secara nasional pada Senin (6/1). Penerima MBG menyasar balita, pelajar, dan ibu menyusui yang tujuannya untuk meningkatkan gizi anak-anak sehingga kualitas SDM semakin unggul di masa depan. PKS mendukung penuh pelaksanaan program MBG yang memiliki tujuan penting mencetak kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengapresiasi dan mendukung penuh program unggulan yang merupakan janji Presiden Prabowo semasa kampanye ini. Jazuli menilai program ini merupakan langkah strategis pemerintah yang riil dan konkret untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia, mengatasi stunting, juga menggerakkan ekonomi masyarakat.
Baca Juga:
Gerindra: Makan Bergizi Gratis Investasi Jangka Panjang
"Persoalan gizi bagi anak-anak masa depan bangsa ini adalah persoalan penting dan strategis. Apresiasi Presiden Prabowo dan jajaran pemerintah yang serius menyiapkan dan mengeksekusi program MBG. Kita ingin anak-anak Indonesia sehat dan cerdas baik secara intelektual, emosional dan spiritual," ungkap Jazuli.
Anggota DPR Dapil Banten ini berharap semua pihak turut mensukseskan program nasional ini khususnya pemerintah daerah dan satuan-satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang bertugas sebagai sentra pemasok makanan untuk penerima manfaat program.
Baca Juga:
Dimulai Hari Ini, Menteri Ikut Pantau Makan Bergizi Gratis Serentak di 26 Provinsi
"Kita semua menyambut suka cita program ini dan memastikan anak-anak kita benar-benar mendapatkan makanan yang bergizi sehingga berdampak langsung pada kesehatan dan kecerdasan mereka," harapnya.
Fraksi PKS juga ikut memastikan agar program ini berjalan baik, transparan, akuntabel dan tepat sasaran sehingga berdampak maksimal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
Selama tiga bulan pertama diharapkan program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat, yang terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025. (Erwin)