Nasib Jokowi Setelah Lengser, Tercatat Sejarah Peselingkuh Konstitusi

Nasib Jokowi Setelah Lengser, Tercatat Sejarah Peselingkuh Konstitusi
* Tangkapan layar Mahfud MD. (Youtube)

Obsessionnews.com – Tak kurang dari lima hari Presiden Jokowi bakal lengser. Pelantikan Prabowo pada 20 Oktober mendatang menjadi momentumnya. Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menaksir nasib Jokowi selepas tak menjadi orang nomor 1 di republik. Salah satunya tercatat sebagai peselingkuh konstitusi.

Mahfud memberi pandangan tersebut dengan membandingkannya dengan aktivitas Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam program “Terus Terang” melalui kanal Youtube Mahfud MD Official yang dipantau pada Rabu (15/10). Mahfud disodorkan penggalan pidato SBY dalam sebuah acara pada 10 Oktober yang menyinggung dirinya tidak pernah berselingkuh dengan konstitusi.

Baca juga: Sejarah Mencatat, Etika Politik Jokowi Tak Lazim dan Mencoreng Demokrasi

“Pak SBY mengatakan ini saya enggak pernah berselingkuh dengan konstitusi, sehingga dia turun enak,” kata Mahfud.

“Sejarah akan mencatat bahwa selama memerintah dia (SBY) banyak dikritik, selama 10 tahun, iya. Tetapi tidak akan dicatat sebagai prestasi buruk dia di dalam sejarah,” tambah Mahfud. “Saya suka nih istilah, saya tidak pernah selingkuhi konstitusi. Artinya tidak ingin mengubah aturan-aturan konstitusi.”

Mahfud tidak tampil sendiri dalam program tersebut karena ditemani penanya. Dia menganggap pernyataan SBY tersebut merupakan bentuk sindiran kepada Presiden Jokowi. Mulanya Mahfud diminta tanggapannya terhadap aktivitas SBY mengisi masa pensiun yang dianggap tenang dan santai. Ketua Majelis Tinggi Demokrat melukis bahkan mengisi konser musik.

Mahfud menilai pernyataan SBY tidak menelikung konstitusi benar adanya. Mahfud yang menjabat Ketua MK pada periode kedua pemerintahan SBY merasakan betul. SBY sekalipun melakukan manuver politik tetapi tidak melabrak konstitusi.

“Dia main manuver politik, iya, tetapi sebatas yang dibenarkan konstitusi. Tidak pernah ingin mengubah konstitusi,” tutur Mahfud.

Pelaksanaan program bantuan langsung tunai (BLT), lanjut Mahfud, juga dijalankan sesuai ketentuan. SBY tidak menambah-nambah aturan. Apalagi membagikan langsung BLT pada momen-momen tertentu.

“BLT yang dia lakukan itu sudah sesuai dengan undang-undang, persis. Tidak menambah lagi di momen-momen tertentu menjelang pemilu. Dan prosedurnya diikuti. Dan Pak SBY enggak pernah bagi BLT sendiri,” ujarnya.

Mahfud menilai presiden-presiden seperti SBY, Megawati, Gus Dur dan Habibie tergolong tokoh yang bisa menghabiskan masa pensiun dengan tenang tanpa beban. Namun dia menganggap SBY memberi pernyataan soal konstitusi bukan tanpa alasan.

Dia menyinggung SBY pada periode awal Jokowi kerap diserang buzzer. Bahkan proyek Hambalang dijadikan sasaran untuk memojokkan SBY. “Sekarang Pak SBY bisa melihat betapa IKN sekarang terancam mangkrak,” kata Mahfud.

Pernyataan Mahfud bisa dianggap ada benarnya. Melihat reaksi publik terhadap Jokowi belakangan ini yang lebih negatif. Bahkan pemerintah sengaja mempublikasikan capaian-capaian Jokowi untuk meredam kritikan melalui medsos.

Sanjungan Mahfud terhadap SBY tidak sebatas mengenai ketaatan konstitusi tetapi bagaimana mendidik anak. Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dianggap Mahfud bisa berhasil tanpa cawe-cawe SBY. AHY dianggap berprestasi di Akmil dan pendidikan lainnya. Bahkan meraih gelar dari Harvard belakangan mendapat doktoral dari Unair.

“Memang anaknya pintar jadi enggak perlu cawe-cawe ayahnya,” kata Mahfud.

Dia menyebut wajar kalau akhirnya publik membandingkan SBY-Jokowi dan AHY-Gibran. “Ijazahnya (AHY) jelas,” ujar Mahfud. “(AHY) dari Akmil ke Harvard kemudian ke Unair itu jelas transkripnya,” seloroh Mahfud. (Erwin)