Zainut: Keyakinan Jemaah Aolia Tidak Ada Landasan Syariat dan Fiqihnya Sama Sekali

Obsessionnews.com - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Zainut Tauhid Sa’adi mengimbau kepada umat Islam untuk selektif dalam memilih guru agama. Hal tersebut penting karena masalah agama adalah masalah yang sangat fundamental. Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa banyak umat Islam yang salah dalam memilih guru agama, sehingga mereka mengikuti ajaran agama yang tidak ada tuntunannya dalam syariat. Baca juga: Zainut Tegaskan Agama Harus Jadi Solusi, Bukan Jadi Bagian dari Masalah Misalnya Jemaah Aolia di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang telah menggelar salat Idulfitri, pada Jumat (5/4/2024) dan mengawali puasa, Kamis (7/3/2024), hal tersebut menunjukkan kekeliruan yang sangat nyata. Meskipun ajaran Jemaah Aolia tidak dikatagorikan sebagai aliran sesat tetapi ajaran tersebut menyelisihi pendapat ulama mayoritas (mainstream) yang memiliki otoritas keilmuan dan keulamaan, sehingga ajaran tersebut bisa disebut menyimpang. Ketetapan pemimpin Jemaah Aolia dalam menentukan awal Ramadan dan awal Syawal tidak menggunakan dalil atau dasar hukum yang bisa dipertanggungjawabkan. Keyakinan jemaah Aolia tersebut tidak ada landasan syariat dan fiqihnya sama sekali. "Kepercayaan yang dipegang oleh pemimpin jemaah Aolia tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam," kata Zainut dalam keterangannya, Senin (8/4/2024). Ia mengemukakan,"Saya setuju bahwa kita tidak boleh menghujat atau mengolok-olok mereka, bisa jadi mereka berbuat seperti itu karena ketidaktahuan atau karena kebodohan mereka dalam beragama. Untuk itu sudah menjadi tugas MUI dan ormas Islam lainnya untuk mengingatkan dan memberikan pemahaman ajaran agama yang benar." Menurutnya, beragama itu harus berdasarkan sunah, tidak boleh hanya berdasarkan hawa nafsu atau selera pribadi pemimpinnya yang tidak memiliki otoritas ilmu agama. (arh)