Cawapres Gibran Disorot Media Asing The New York Times

Cawapres Gibran Disorot Media Asing The New York Times
Obsessionnews.com - Calon wakil presiden (Cawapres) untuk Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka yang anak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), ternyata disorot oleh The New York Times, media asing Amerika Serikat. Sebuah artikel klas Internasional ditulis di The New York Times berjudul "Putra Presiden ada dalam Foto Pemilu Indonesia, Apakah ini Demokrasi atau Dinasti?" Ditulis oleh Richard C Paddock dan Muktita Suhartono yang melaporkannya langsung dari Solo, Sabtu (6/1/2024).     Baca juga: Penuhi Panggilan Bawaslu, Gibran Rakabuming: Tidak Ada Kegiatan Politik di CFD     Tulisan yang cukup lengkap dan komprehensif ini memuat juga pendapat beberapa narasumber, antara lain Yoes C Kenawas (seorang Peneliti dari Universitas Atma Jaya), Titi Anggraini (Dosen Universitas Indonesia) dan Ian Wilson (Dosen senior di Universitas Murdoch Perth).   Memotret mulai dari perjalanan karier awal sebagai pebisnis katering dan Wali Kota Solo, kemudian keputusan pamannya selaku Ketua Mahkamah Konmstitusi (MK) yang membuatnya bisa mulus menjadi salah satu kandidat cawapres. Artikel ini benar-benar mengupas secara dalam apa yang disebutnya sebagai "dinasti politik" tersebut.   “Sebagai orang Indonesia kita seharusnya sangat malu karena semua yang terjadi di dalam proses demokrasi di dalam negeri saat ini sudah menjadi konsumsi media internasional alias dibaca secara terbuka oleh masyarakat sunia sebagaimana liputan The New York Times ini. Semua dituliskannya dengan sangat detail dan nyaris tidak ada yang bisa ditutup-tutupi lagi saat ini di era globalisasi teknologi dan komunikasi,” kata KRMT Roy Suryo Notodiprojo, pemerhati telematika dan multimedia independen, Senin (8/1/2024).   Dalam debat Capres yang barusaja berlangsung di Istora Senayan, Minggu (7/1/2024) malam, sempat diulas juga soal pentingnya ketahanan digital, sampai-sampai ada istilah "Duta Besar Siber". Tetapi jangankan sampai ke era perang asimetris seperti yang disebut-sebut dalam debat Capres malam itu, proses demokrasi yang sekarang berjalan saja sudah sedemikian "dibuka" dan (maaf ini hanya istilah) "ditelanjangi" oleh media-media internasional sebagaimana artikel tersebut dan mereka pun sudah mempertanyakannya sebagai dinasti. Ämbyar…!” ujar Roy Suryo. (Red)