Kepala BKKBN Dorong Perencanaan Pernikahan dan Kehamilan untuk Keluarga Berkualitas Bebas Stunting

Obsessionnews.com - Melalui program Bangga Kencana, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengampanyekan pentingnya perencanaan pernikahan dan kehamilan untuk menciptakan keluarga dan generasi berkualitas yang bebas dari masalah stunting. BKKBN telah meluncurkan kampanye dan program baru khusus bagi pasangan yang merencanakan pernikahan. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan, pasangan yang bercita-cita untuk menikah harus melalui sejumlah pemeriksaan terlebih dahulu. Misalnya, perempuan harus menjalani pemeriksaan kadar hemoglobin (HB) untuk mendeteksi anemia. Menurut Dokter Hasto, sekitar 36% perempuan muda yang ingin menikah mengalami anemia. Anemia seringkali terkait dengan siklus menstruasi yang mengakibatkan kehilangan darah hingga 200 cc setiap bulannya. ”Bagi mereka yang mengalami anemia, disarankan untuk mengonsumsi suplemen penambah darah sebagai persiapan sebelum hamil,” ujar Hasto dikutip dari Majalah Men’s Obsession, Rabu 1/11/2023). Selain itu, pasangan calon pengantin, terutama perempuan, diarahkan untuk memiliki berat badan ideal dan tidak terlalu kurus. Lingkar lengan minimal seharusnya tidak kurang dari batas normal yaitu 23,5 cm. Lingkar lengan yang kurang dari itu menandakan kurangnya nutrisi dan berat badan yang sehat, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan ibu dan bayi. Hal ini merupakan bagian dari persiapan sebelum terjadinya pertemuan antara sel telur dan sperma, yang disebut prakonsepsi. Edukasi juga diberikan kepada calon pengantin pria, terutama yang merokok atau merokok berat. Merokok dapat memengaruhi kualitas sperma. Oleh karena itu, Dokter Hasto menyarankan mereka untuk mengurangi merokok setidaknya tiga bulan sebelum pembuahan terjadi, agar sperma yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik untuk pembuahan. Ini karena sperma memerlukan waktu sekitar 75 hari untuk berkembang sebelum dikeluarkan. Hasto menjelaskan, sperma dibuat sejak 75 hari sebelum dikeluarkan. ”Oleh karena itu, jika ingin mempersiapkan bulan madu, kita harus mempersiapkan spermatogonosis atau pembentukan sperma 75 hari sebelumnya. Demikian juga dengan perempuan, untuk menghindari anemia, dianjurkan minum tablet penambah darah selama 90 hari sebelumnya. Hal ini penting agar kualitas bayi yang lahir nantinya tetap optimal," tambahnya. Untuk menyosialisasikan program prakonsepsi ini, Dokter Hasto berkolaborasi dengan beberapa instansi dan pihak terkait, termasuk Kementerian Agama dan Kantor Urusan Agama (KUA) di seluruh Indonesia. Program terbaru dari BKKBN ini memungkinkan pasangan calon pengantin yang ingin menikah untuk mengisi data mereka melalui aplikasi elektronik bernama elsimil (elektronik siap nikah siap hamil). Langkah ini bertujuan untuk memberikan edukasi lebih luas kepada calon pasangan pengantin dan membantu mereka mempersiapkan pernikahan dan kehamilan dengan lebih baik, sehingga keluarga dan generasi baru yang lahir akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. (Poy)