BKKBN Menuju Generasi Berkualitas dan Stunting Teratasi

Obsessionnews.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dulu mengusung program dan slogan 'dua anak cukup' sebagai bagian dari upaya pengendalian pertumbuhan penduduk. Namun, saat ini BKKBN bergerak maju di bawah kepemimpinan Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), dengan visi dan misi baru yang bertujuan menciptakan generasi penerus yang akan mempersiapkan Bonus Demografi dan Indonesia Emas 2045, sambil mengatasi permasalahan stunting. Hasto menjelaskan bahwa program BKKBN saat ini berfokus pada dua visi misi kunci. Pertama, bagaimana menciptakan pertumbuhan penduduk yang seimbang untuk mencegah punahnya penduduk, dan kedua, bagaimana menciptakan keluarga berkualitas. "Menciptakan pertumbuhan penduduk yang seimbang ini penting untuk menjaga agar setiap perempuan melahirkan satu perempuan, sehingga penduduk tidak punah," jelas Hasto dikutip dari Majalah Men’s Obsession, Rabu (1/11/2023). Selain itu, menciptakan keluarga berkualitas juga termasuk dalam agenda BKKBN, dengan fokus pada aspek ekonomi keluarga. Upaya ini menjadi krusial mengingat Indonesia akan menghadapi Bonus Demografi di masa depan. BKKBN juga mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan generasi penerus yang sehat dan cerdas, yang akan menjadi tulang punggung bangsa di tahun 2045. "Oleh karena itu, tugas BKKBN adalah mencegah stunting. Generasi yang lahir saat ini adalah harapan kita untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Jika generasi ini mengalami stunting, beban di masa depan akan menjadi berat. Jadi, kualitas keluarga, pertumbuhan ekonomi, dan kualitas SDM yang sehat, produktif, dan bebas stunting menjadi prioritas," ucap Hasto. Hasto juga menyoroti pentingnya upaya mengatasi stunting saat membuka acara Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas Nasional (Adujaknas) Generasi Berencana (Genre) Indonesia tahun 2023 yang diselenggarakan oleh BKKBN. Dia mencatat bahwa generasi muda saat ini akan menjadi Generasi Sandwich ketika Indonesia menghadapi periode populasi menua pada tahun 2035, oleh karena itu, optimalisasi Bonus Demografi menjadi sangat penting. Menurutnya, remaja saat ini akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia yang akan memasuki usia 35 hingga 54 tahun di tahun 2045, dan mereka akan menjadi tulang punggung bangsa. Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mengurangi stunting di Indonesia, BKKBN telah menetapkan lima pilar tindakan, termasuk membangun komitmen, edukasi, koordinasi dengan lembaga lain, memastikan akses pangan yang merata, dan melakukan evaluasi serta inovasi. Hasil kerja keras BKKBN dan pemerintah dalam mengatasi stunting tampaknya telah membuahkan hasil positif. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Pemerintah menargetkan angka 14% pada tahun 2024, dan Dr. Hasto optimis bahwa target tersebut dapat tercapai, berkat kerja sama berbagai lembaga dan instansi terkait. Selain fokus pada penurunan angka stunting, BKKBN juga memberikan perhatian khusus kepada lansia melalui program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Program ini mencakup bimbingan dan pembinaan keluarga dari berbagai rentang usia, mulai dari balita hingga lansia. Tujuan program pembinaan lansia adalah memastikan bahwa lansia tetap produktif di usia lanjut mereka dan menghindari kemiskinan ekstrem yang seringkali dialami oleh janda tua dan fakir miskin. Karena angka harapan hidup perempuan lebih panjang daripada laki-laki, banyak lansia adalah janda yang berjuang ekonomi. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia, BKKBN berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam mengatasi stunting dan mendukung lansia. Program-program ini menjadi landasan penting bagi cita-cita Indonesia Emas 2045. (Poy)