Menag Yaqut Sambut Baik Tren Nikah di KUA

Obsessionnews.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambut baik tren menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) yang sedang ramai diperbicangkan anak muda di media sosial. Dia menyampaikan hal itu dalam Rakernas Ditjen Bimas Islam yang digelar di Ancol, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Baca juga:Menag Yaqut Terbitkan Instruksi Percepat Implementasi Sertifikasi Halal Produk dan Kantin KemenagViral Pernikahan Beda Agama, Wamenag Zainut Pastikan Tidak Tercatat di KUAWamenag Sebut Revitalisasi KUA untuk Penguatan Moderasi Beragama Dikutip dari siaran pers Humas Kementerian Agama (Kemenag), Rabu (15/2), dalam kesempatan itu Menag Yaqut mengatakan, tren nikah di KUA menjadi bukti keberhasilan KUA dalam memberi layanan publik yang diminati anak-anak muda. Hal itu membuktikan bahwa layanan KUA terus membaik. "Anak-anak muda banyak menikah di KUA. Itu (perkembangan yang) sangat luar biasa. Tren yang tengah berkembang dengan banyaknya postingan menikah di KUA menunjukkan bahwa layanan KUA sudah berubah," ujarnya. Menag mengingatkan, jumlah anak muda di Indonesia mencapai 53 persen dari total populasi. Ia berharap Kemenag mampu menjangkau mereka. "Saya mengingatkan, bahwa kita semua harus mampu merespons kondisi aktual anak muda yang membutuhkan perlakuan khusus. Struktur program dan strategi harus disusun sehingga bisa menjangkau 53 persen populasi tersebut," pesannya. Dia berharap tren nikah di KUA juga menjadi pemantik bagi program layanan lainnya agar terus mendapat perhatian generasi muda. "Tantangan kita program yang ditawarkan harus mampu menarik anak-anak muda yang jumlahnya banyak. KUA sudah mulai berbenah dengan viralnya nikah di KUA. Yang lain juga harus, misalnya, program pemberdayaan masjid atau kampung zakat," jelasnya. Seperti diketahui, generasi milenial dan generasi Z belakangan meramaikan lini masa media sosial dengan berbagi momen pernikahan mereka di KUA. Hal tersebut mendapat sambutan positif warganet. Melalui gelaran akad nikah di KUA dengan tarif nol rupiah pada hari dan jam kerja, generasi milenial dan generasi Z berpendapat biaya menggelar pesta pernikahan yang terbilang besar bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain. (arh)