Akselerasi Peningkatan Kapasitas PTKIN, Ini 5 Upaya yang Dilakukan Kemenag

Mataram, Obsessionnews.com -Kementerian Agama (Kemenag) akan mengakselerasi peningkatan kapasitas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Akselerasi ini akan dilakukan secara berkelanjutan mulai tahun 2021. Baca juga:Meriahkan Hari Santri 2020, Kemenag Gelar Youtuber Shalawat SummitKemenag Latih Guru di Kawasan 3T Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Muhammad Ali Ramdhani menjelaskan, ada lima upaya peningkatan kualitas institusi pendidikan yang akan dilakukan. Kelimanya, dan terangkum dalam RAISE University. “Secara prinsip apa yang kita canangkan sesungguhnya sudah melampaui ekspektasi kita. Dan ketika membangun pilar-pilar penting dalam penyelenggaraan pendidikan perlu dilakukan peningkatan kapasitas berkelanjutan sebuah institusi melalui model RAISE University,” ungkap Ali Ramdhani dalam Rapat Koordinasi PMU-PIU Project Four in One The Islamic Development Bank UIN Mataram 2020 di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (5/12/2020). Dikutip obsessionnews.com dari website Kemenag, Sabtu (6/12), Dhani, sapaan akrab Ali Ramdhani, dalam kesempatan itu menerangkan, RAISE merupakan akronim dari Responsibility, Accountability, Integritas, Sustainability, dan Empower. "RAISE secara terminologi adalah sebuah keinginan besar jajarannya agar institusi dapat tumbuh berkembang berkelanjutan,” kata.Dhani. Halaman selanjutnya Pertama, penguatan responsibility. Apapun yang dilakukan hari ini harus dipertanggungjawabkan dengan baik dan harus dituangkan dalam bentuk formal sebagai laporan. Tanggung jawab adalah muara dari sebuah kepercayaan dan kehidupan ini amat bergantung dengan sebuah kepercayaan. Maka, wujud nyata dari tanggung jawab adalah kepercayaan. “Dan tanggung jawab ini bukan hanya bersifat duniawi, namun juga tanggung jawab yang bersifat transendental,” imbuh Dhani. Kedua, peningkatan accountability. Yaitu mekanisme laporan yang memenuhi kaidah-kaidah yang dapat dipahami orang lain. Dalam ruang accountability, kebaikan jika tidak dibingkai dengan administrasi yang baik, bisa dipandang sebagai kejahatan. Sebaliknya, kejahatan apabila dibingkai dengan pola administrasi yang baik, bisa jadi dipandang sebagai sebuah kebaikan. "Kinerja dan kebaikan yang kita lakukan harus didukung tata administrasi yang baik sehingga akuntabel," tutur Dhani . Halaman selanjutnya Ketiga, peneguhan integritas. Akuntabilitas harus beriringan dengan integritas. Kejujuran harus jadi mainstream dengan apapun yang dilakukan. "Tanggung jawab harus diberikan ruang-ruang accountability dan dikawal oleh orang-orang yang berintegritas," pesannya. Keempat, kepastian sustainability. Kalau hari ini ruang-ruang yang sifatnya fisikal sudah diselesaikan, maka sesuatu yang intangible akan hadir melengkapi kebutuhan business process dalam meneguhkan tridharma perguruan tinggi. “Pekerjaan kita belum selesai, masih banyak hal yang perlu kita improve kembali, terutama pada ruang-ruang yang intangible. Apa yang hari ini dicanangkan perlu dirumuskan kembali tentang capaian-capaian di masa depan, akreditas institusi harus A (unggul),” ujar Dhani. Halaman selanjutnya Kelima adalah empowering. Dhani berharap keberhasilan yang telah dicapai dapat ditularkan ke seluruh mitra, baik ke junior maupun sejawat. Kemampuan menangani persoalan, serta tekanan dari masyarakat harus menjadi bagian penting untuk ditularkan ke yang lain hingga lahir generasi tangguh di masa mendatang, sehingga organisasi tidak pernah mati. “Seperti apa pun kita akan semakin menua, waktu pengabdian kita akan selesai. Tapi kita berkewajiban membangun kader-kader yang kita harap memiliki kapasitas yang lebih baik dari kita. The best teacher is experiences, guru terbaik adalah pengalaman,” tukas Dhani. Dia mengajak civitas akademika PTKIN untuk bersama melakukan empowering dengan memperkokoh kebersamaan, tumbuh, maju dan berkembang dengan pendekatan yang harmoni. “Tidak ada satu pun manusia yang mampu maju di dalam ruang bebas, tanpa menyelesaikan harmoni di lingkungannya," ucap Dhani. Ia menambahkan, apabila universitas sudah selesai dengan ruang domestiknya, maka dia akan berlari kencang. Karena tantangan kita bukan tantangan domestik, melainkan tantangan yang jauh lebih besar. "Mari berkarya dan mengabdi untuk kemajuan republik yang kita cintai,” pungkasnya. (red/arh)