Gus Jazil Berharap Tak Ada Politik Uang Saat Pilkada

Cianjur, Obsessionnews.com - Dalam demokrasi yang berkembang di Indonesia, selepas reformasi, rakyat diberi kesempatan yang besar dalam memilih presiden dan kepala daerah secara langsung.
Hal itu dikemukakan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid saat acara Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau 4 Pilar MPR di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat;Rabu (2/9/2020).
Dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima obsessionnews.com , Sabtu (5/9), dalam kesempatan itu Gus Jazil, panggilan akrabnya, mengakui dalam demokrasi semacam itu, di satu sisi merupakan demokrasi yang terbuka namun ada tantangan yang perlu dihadapi dan dipikirkan dari demokrasi seperti ini, yaitu pemenangnya adalah suara yang terbanyak.
Baca juga:
Gus Jazil: Semua Bisa Memimpin, Namun yang Paling penting Berpihak kepada Rakyat
Gus Jazil Sebut Hidup Gotong Royong Mampu Atasi Ancaman Resesi
Halaman selanjutnya“Demokras yang berkembang mempunyai tantangan,” ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Gus Jazil menyebut demokrasi yang berkembang menyehatkan namun mempunyai efek samping.
“Efek samping itu seperti tumbuhnya politik uang,” ungkapnya.
Dalam aturan demokrasi, politik uang dikatakan pasal penyuapan. “Demokrasi tak menghendaki cara-cara seperti itu,” tegasnya.
Ia membandingkan politik uang sebesar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 dengan masa jabatan kepala daerah yang jangka waktunya sampai lima tahun. Hal-hal yang demikian menurutnya harus ditinggalkan.“Yang merusak dalam kehidupan perlu ditinggalkan,” paparnya.
Ia berharap Pemilu tidak seperti dagang sapi.
“Juga tidak seperti pasar malam,” tandasnya.
Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu menyebut seperti pasar malam sebab di sana orang baik, pencuri, tokoh agama, berbaur. Tidak jelas mana yang baik dan buruk berkumpul.
Dalam Pilkada serentak yang akan digelar pada Desember 2020 Gus Jazil berharap tidak akan terjadi politik uang dan praktik-praktik dagang sapi.“Pilihlah pemimpin yang mempunyai visi dan misi,” tegasnya.
Tak hanya itu, pelaksanaan Pilkada yang digelar diharapkan juga bisa berlangsung dengan damai.
Dalam Pilkada Desember 2020 bisa jadi situasi pandemi Covid-19 masih menggejala. Gus Jazil meminta dalam setiap proses dan tahapan Pilkada yang ada, masyarakat, tim sukses, dan calon kepala daerah menerapkan protokol-protokol kesehatan.“Terhindar dari penularan Covid-19, tak ada politik uang dan dagang sapi serta berlangsung damai. Itu harapan kita dalam Pilkada 2020,” tutur alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu. (arh)