Bakamla Paparkan Upaya Tekan Angka Kejahatan di Selat Singapura

Singapura, Obsessionnews.com – Indonesia sebagai negara kepulauan dalam praktik kegiatan pelayaran dilalui empat choke points dunia dan tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), serta sebagai Sea Lines of Communication (SLOC), dan Sea Lines of Trade (SLOT). Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap jalur pelayaran dunia. Dalam melakukan perannya Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI/ Indonesian Coast Guard (IDNCG) melaksanakan pengendalian/kontrol terhadap choke point yang ada di perairan Indonesia, dan juga menjamin keamanan di Jalur ALKI. Baca juga:Bakamla RI Evakuasi Korban Banjir JakartaBakamla Tangkap Kapal Perdagangan BBM IllegalKepala Zona Maritim Tengah Bakamla RI Resmi Berganti Hal tersebut dikemukakan Kasubdit Data Bakamla RI Kolonel Bakamla Tuti Ida Halida dalam Seminar ReCAAP Information Sharing Center (ReCAAP ISC) 11th Nautical Forum di Singapura, Rabu (15/1/2020). Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima obsessionnews.com Kamis (16/1), dalam kesempatan tersebut Tuti mengatakan, menjaga kedaulatan NKRI juga tak luput dari perhatian Bakamla melakukan penjagaan wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia, melaksanakan penegakan hukum di perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia, serta menjamin keamanan pelaksanaan bisnis di perairan Indonesia. Halaman selanjutnya Tuti juga memaparkan data-data insiden/kejadian di Selat Malaka, dan Selat Singapura tahun 2018-2019. Juga ia memaparkan data insiden di perairan RI yang dihimpun oleh Direktorat Data dan Informasi Bakamla. Dalam kesempatan tersebut dijabarkan pula upaya-upaya Bakamla dalam menekan angka insiden dan kejahatan di Selat Singapura. Upaya tersebut dilakukan melalui kerja sama antara mitra maritim nasional dan internasional dalam bidang pertukaran informasi, patroli terkoordinasi bersama, dan latihan bersama. Upaya lainnya seperti peningkatan patroli di wilayah perbatasan serta melaksanakan patroli terkoordinasi dengan negara tetangga yang berbatasan dengan Indonesia. Lebih lanjut upaya ini juga dilakukan untuk mencegah pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya di laut. Tak dapat dipungkiri dalam menghadapi tantangan untuk melaksanakan patroli yang efektif dan efisien tidak terlepas akan masalah keterbatasan aset dan sumber daya yang ada, jika dibandingkan dengan area yang harus diawasi. Dengan demikian, peningkatan di bidang Integrated Surveillance System sangat diperlukan dan menjadi perhatian Bakamla dan mitra maritim. Halaman selanjutnya Di masa mendatang Bakamla akan mengintegrasikan seluruh sistem informasi yang dimiliki mitra maritim sesuai kewenangan yang dimiliki oleh Bakamla. Selain itu Bakamla akan berlaku sebagai main data supplier/pemasok data utama yang akan mendesiminasi informasi sesuai dengan kebutuhan mitra maritim. Lebih lanjut rencana pembangunan Unmanned Coastal Surveillance System di titik-titik choke point, serta Sub Command Center di Selat Singapura juga dibahas. Hal ini merupakan upaya Bakamla dalam meningkatkan penjagaan di Selat Singapura. ReCAAP ISC sebagai tuan rumah kegiatan ini didukung oleh ReCAAP Focal Point, The Maritime and Port Authority (MPA), dan Singapore Shipping Association (SSA). Perhelatan ini pertemuan tahunan yang mengundang beberapa instansi yang terkait keamanan laut dari mancanegara. Negara yang diundang antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pengguna jasa laut seperti perusahaan perkapalan dari mancanegara. Halaman selanjutnya Tujuan digelarnya acara tersebut untuk merilis The ReCAAP ISC's Annual Report on the Incidents of Piracy and Armed Against Ships in Asia for 2019. Tidak hanya itu, ajang berbagi pandangan, mengumpulkan respons, serta menyusun rekomendasi bersama untuk memerangi Piracy dan Armed Robbery Against Ships in Asia pada tahun 2020, juga dilakukan dalam kegiatan ini. Hadir juga sebagai pemapar lainnya yaitu perwakilan dari ReCAAP, Philipine Coast Guard, Singapore Police Coast Guad, dan Singapore Maritime and Port Authority. (arh)