Jumat, 3 Mei 24

Presiden Gabon Ditangkap Usai Para Perwira Tentara Lakukan Kudeta Militer

Presiden Gabon Ditangkap Usai Para Perwira Tentara Lakukan Kudeta Militer
* Jenderal Nguema dibawa dengan penuh kemenangan melalui jalan-jalan ibu kota Libreville oleh pasukannya. (RTR/BBC)

Presiden Gabon Ali Bongo ditangkap dan ditahan usai militer negara tersebut melancarkan kudeta merebut kekuasaan pada Rabu (30/8/2023).

Bukan cuma Bongo, putranya, Noureddin Bongo Valentin, dan beberapa orang lain juga ditahan atas serangkaian tuduhan mulai dari korupsi hingga pengkhianatan.

Para perwira militer mengaku melakukan kudeta terhadap Presiden Bongo itu karena negara tersebut menghadapi krisis institusional, politik, ekonomi, dan sosial yang parah.

Bahkan para oposisi mengatakan keluarga Bongo tidak becus mengatasi kesenjangan sosial di antara 2,3 juta penduduknya menggunakan kekayaan minyak dan pertambangan negara.

Sekelompok militer yang memperkenalkan diri sebagai Komite Transisi dan Pemulihan Institusi menyatakan kudeta pada Rabu menyusul hasil pemilu yang menyatakan kemenangan Bongo sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga.

Dilansir BBC, Kamis (31/8/2023), perwira militer yang merebut kekuasaan melalui kudeta di Gabon pada hari Rabu telah menunjuk Jenderal Brice Oligui Nguema sebagai pemimpin transisi negara Afrika Barat tersebut.

Jenderal Nguema sebelumnya diangkut dengan penuh kemenangan melalui jalan-jalan ibu kota Libreville oleh pasukannya.

Presiden terguling, Ali Bongo, muncul dalam sebuah video di rumahnya, menyerukan kepada teman-temannya di seluruh dunia untuk membuat keributan atas namanya.

Bekas koloni Perancis ini merupakan salah satu produsen minyak terbesar di Afrika.

Penggulingan Bongo mengakhiri 55 tahun kekuasaan keluarganya.

Perwira Angkatan Darat muncul di TV pada Rabu dini hari untuk mengatakan bahwa mereka telah mengambil alih kekuasaan.

Mereka mengatakan mereka telah membatalkan hasil pemilu hari Sabtu di mana Bongo dinyatakan sebagai pemenang namun pihak oposisi mengatakan hasil tersebut curang.

Para petugas juga mengatakan mereka telah menangkap salah satu putra Bongo karena makar.

Dalam beberapa jam para jenderal bertemu untuk membahas siapa yang akan memimpin transisi dan menyetujui dengan suara bulat untuk menunjuk Jenderal Nguema, mantan kepala pengawal presiden.

Massa di Libreville dan tempat lain merayakan deklarasi tentara tersebut.

Namun kudeta tersebut dikutuk oleh PBB, Uni Afrika dan Perancis, yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga Bongo.

Kebencian terhadap keluarga Bongo telah lama membara, keluarga ini memerintah Gabon selama 55 tahun, dan terdapat ketidakpuasan masyarakat atas isu-isu yang lebih luas seperti biaya hidup.

“Awalnya saya takut, tapi kemudian saya merasa gembira,” kata seorang warga Libreville, yang tidak ingin disebutkan namanya, kepada BBC. “Saya takut karena menyadari bahwa saya sedang menjalani kudeta, namun kegembiraannya adalah karena kita telah menunggu begitu lama hingga rezim ini digulingkan.” (BBC/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.