Pertanyaan Anies Serang Gibran, Prabowo Cuma Sasaran Karambol

Obsessionnews.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka sontak berdiri, sambil mengangkat dua tangannya ke atas beberapa kali dan bertepuk tangan laksana pemandu sorak. Tampak sekali Gibran begitu antusias dan puas atas jawaban Capres pasangan dia, Prabowo Subianto yang menjawab "Saya tidak takut tidak punya jabatan, Mas Anies, sorry ya, sorry yeeeee, Mas Anies". Baca juga: Kampanye di Pekanbaru, Anies Janji Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur Mikro Prabowo sendiri, sebelumya dihujani pertanyaan bertubi soal putusan MK (Mahkamah Konstitusi) yang ternyata oleh MKMK (Majelis Kehormatan MK) dinyatakan memuat pelanggaran etik yang berat. Anies menanyakan perasaan Prabowo, terkait mengusung Gibran yang nyata-nyata lolos menjadi Cawapres karena putusan MK yang oleh MKMK telah dinyatakan melanggar etika. Alih-alih menjawab pertanyaan, tentang perasaan Prabowo apakah sedih, prihatin, atau bahkan riang gembira dan bahagia berpasangan dengan Gibran yang cacat etika maju Pilpres 2024, Prabowo justru menjawab dengan pernyataan yang sentimentil. Saat Prabowo mengembalikan pertanyaan dengan ungkapan 'tidak takut tidak punya jabatan' yang notabene tidak ada hubungannya dengan pertanyaan, saat itulah Gibran reflek berdiri. Terkait hal tersebut, pengamat hukum dan politik Ahmad Khozinudin menilai, nampak ada rasa geram dan marah yang tertahan, dalam ekspresi wajah Gibran. “Kemarahan Gibran, sejatinya lebih dahsyat ketimbang ekspresi Prabowo yang reaktif. Karena pertanyaan Anies ke Prabowo efek bola karambolnya memantul ke Gibran,”ungkap Ahmad Khozinudin, Kamis (14/12/2024). . Kemarahan Gibran, mengingatkan kita semua pada kampanye Jokowi pada tahun 2019 lalu saat di Jogja, di mana dia menyatakan akan melawan setelah lama diam. Bukan tidak mungkin, ada kemarahan dan dendam Gibran pada Anies, yang diluapkan dengan ekspresi berdiri dan bersorak sorai menyemangati Prabowo. “Secara hukum, memang benar klaim Prabowo Gibran bisa maju tak ada hukum yang dilanggar. Putusan MK final dan mengikat,”tegas Khozinudin. Namun, secara etika Gibran cacat. Gibran adalah Cawapres yang lolos karena putusan MK yang melanggar etik, bahkan dengan kualifikasi pelanggaran berat. Secara etik, sebenarnya Prabowo juga melanggar etik mengusung Gibran. Seolah, tak ada anak bangsa yang bisa mendampingi Prabowo selain Gibran. Seolah, Prabowo akan kalah Pilpres jika tak berdampingan dengan Gibran. Memang benar, selama tiga kali Pilpres, dua kali Prabowo gagal menjadi Capres, dan satu kali gagal menjadi Cawapres. Mungkin saja, Prabowo insecure maju Pilpres jika tak di back up kekuasaan. Makanya, saat Gibran menyatakan “Tenang Pak Prabowo, saya sudah ada di Sini”, Prabowo terlihat lega dan pede (percaya diri). Seolah, Prabowo mendapatkan dukungan kekuasaan dan memiliki keyakinan akan menang. Dari mana dukungan kekuasaan itu? Darimana lagi kalau bukan dari Jokowi, bapak Gibran? (Red)