
Jakarta, Obsessionnews.com – Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan PT Unilever Indonesia Tbk membuat program “Ramadhan Berbagi: Beli Kebutuhanmu, Beri Kebaikanmu”. Program ini untuk membantu pemulihan pasca bencana di wilayah Lombok, Palu serta Donggala, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga:
Waduh! Kapolda NTT Dukung Kebijakan Gubernur Melegalkan Miras
Di Desa Madani Parmusi, Warga NTT Panen Bawang dan Jagung
NTT Akan Kembali Gelar Parade 1.001 Kuda Sandelwood
Setiap pembelian produk-produk Unilever selama bulan Ramadhan akan dikumpulkan sebagai bentuk donasi yang kelak disalurkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) selaku mitra Unilever untuk membangun sejumlah infrastruktur di sana, yakni sekolah, Rumah Sehat dan Mobil Sehat.
Head of Sustainable Business and Unilever Indonesia Foundation Sinta Kaniawati memaparkan, sebagai entitas bisnis yang bertanggung jawab dan tumbuh bersama masyarakat Indonesia, Unilever Indonesia berkomitmen untuk turut menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia secara berkelanjutan, sejalan dengan Unilever Sustainable Living Plan.
Baca juga:
Destinasi Wisata NTT Favorit bagi Wisman
Menteri Rini Benahi Infrastruktur Larantuka, NTT
Bakti Telkom di NTT, Renovasi Masjid, Gereja, dan Sekolah Senilai Rp3, 95 Miliar
Terlebih lagi, lanjut Sinta, Unilever juga berkomitmen untuk senantiasa memberikan pengalaman terbaik kepada masyarakat selama menjalani rutinitas bulan suci Ramadhan dengan berbagi inspirasi, tips, termasuk juga berbagi berkah bagi yang membutuhkan.
“Komitmen ini sudah setiap tahunnya kami jalankan melalui platform digital, dimana tahun ini konsumen dapat menggunakan www.ramadhanberbagi.com untuk berkontribusi mendukung program-program kami sembari memenuhi kebutuhan keseharian mereka,” ujar Sinta dalam keterangan tertulis yang diterima obsessionnews.com, Rabu (24/4/2019).
Ini juga sebagai kelanjutan dari program tanggap bencana yang telah dilakukan sebelumnya. Program ini bermaksud menjawab beberapa kebutuhan krusial yang dibutuhkan untuk menunjang keseharian masyarakat di Lombok, Palu serta Donggala. “Terutama pada pilar pendidikan dan kesehatan,” lanjut Sinta
Sementara itu, Kepala Divisi Pendistribusian BAZNAS Ahmad Fikri menyampaikan, banyak sarana dan prasana di wilayah-wilayah tersebut yang rusak sehingga menghambat berbagai aktivitas masyarakat, salah satunya kegiatan belajar mengajar.
Baca juga:
Sales Director Unilever, Enny Hartati Sampurno
FOTO Unilever Meresmikan Kantor Pusat Baru
Unilever Optimis Tambah Investasi Sebesar Rp6,5 Triliun
“Selain itu, fasilitas kesehatan juga masih sangat dibutuhkan karena hingga sekarang sebagian besar masyarakat tinggal di pengungsian yang padat dengan fasilitas sanitasi terbatas, membuat mereka lebih rentan terkena penyakit,” ungkapnya.
Meski telah melewati masa krisis bencana, mereka yang bertahan masih membutuhkan dukungan untuk membangun dan mengembalikan kehidupan seperti sedia kala. Kini secara perlahan sebagian masyarakat mulai mencoba bangkit dan kembali beraktivitas, namun memang upaya untuk mengembalikan kehidupan mereka seperti sedia kala masih membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan diprediksi hingga lebih dari 3 tahun. Untuk mempercepat proses ini, pihak pemerintah masih menggalakkan dukungan dari berbagai pihak sehingga tahap pemulihan dan rekonstruksi ini dapat berjalan secara berkesinambungan.
Fakta-fakta ini yang mendorong Unilever Indonesia menginisiasi program “Ramadhan Berbagi: Beli Kebutuhanmu, Beri Kebaikanmu” ini bersama BAZNAS dalam memberikan dukungan pasca bencana kepada masyarakat di wilayah Lombok, Palu serta Donggala agar mereka dapat menata ulang kehidupannya.
Seperti diketahui, bencana alam yang terjadi di Lombok, Palu serta Donggala telah menyebabkan banyak kerugian dan meninggalkan duka mendalam. Di Lombok ditemukan 371.966 rumah rusak dan 431.416 masyarakatnya harus hidup sebagai pengungsi . Sedangkan di wilayah Palu dan Donggala, sejumlah 64.317 rumah mengalami kerusakan hingga hilang dan 77.084 jiwa harus mengungsi . Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah pun menyatakan rangkaian bencana tsunami, gempa dan likuifaksi di wilayahnya telah menyebabkan kerugian yang ditaksir dapat mencapai sekitar 20 triliun. (Poy)