PBNU dan Pemerintah Desak Gencatan Senjata di Timur Tengah

PBNU dan Pemerintah Desak Gencatan Senjata di Timur Tengah
Obsessionnews.com - Eskalasi konflik yang terus meningkat di Timur Tengah menjadi keprihatinan serius bagi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pemerintah Republik Indonesia. Sejak Oktober 2023, konflik tersebut telah mengakibatkan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, menegaskan urgensi gencatan senjata segera. Baca juga: PBNU Dorong Partisipasi Kemanusiaan untuk Palestina Lewat Lazisnu "Sejak insiden 7 Oktober 2023, kami di Nahdlatul Ulama telah mengeluarkan pernyataan untuk segera menghentikan kekerasan ini. Kami juga meminta kepada PBB untuk bertindak cepat dan tidak menggunakan veto demi membela salah satu pihak," ujar Yahya dalam konferensi persnya yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada Kamis (18/4/2024). PBNU dan pemerintah Indonesia bersama-sama menekankan perlunya tindakan segera untuk mengakhiri kekerasan yang telah merenggut nyawa dan merusak kehidupan warga sipil di Timur Tengah. Namun, mereka menyesalkan seruan untuk gencatan senjata dan tindakan yang adil belum diikuti oleh semua pihak terkait. "Kita semua menyadari bahwa pihak-pihak yang kami serukan untuk menghentikan kekerasan masih belum mengambil tindakan yang cukup untuk itu. Bahkan, Amerika pun masih memveto resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gaza," tambah Yahya. Konflik yang bermula dari Gaza antara Israel dan para pejuang Palestina ini telah meluas, melibatkan pihak-pihak lain seperti Houthi dari Yaman dan Iran. Hal ini menunjukkan konflik berkepanjangan cenderung meluas dan membawa dampak yang lebih besar. Baca juga: Terapkan Layanan Digital Security di Lingkungannya, PBNU Gandeng Peruri Yahya juga menyoroti bahaya konflik yang terus berlanjut dapat memberi celah bagi kelompok-kelompok radikal dan teroris untuk kembali bangkit. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya menghentikan konflik tersebut segera demi mencegah kerusakan yang lebih besar. "Situasi kemanusiaan di Gaza sudah di luar batas yang dapat ditoleransi oleh kemanusiaan. Ini adalah tanggung jawab moral kita sebagai umat manusia untuk mengakhiri penderitaan ini," pungkasnya. Panggilan PBNU dan pemerintah Indonesia ini diharapkan dapat memicu respons yang lebih kuat dari komunitas internasional untuk berupaya menjaga perdamaian dan keadilan di Timur Tengah. (Poy)