Minggu, 28 April 24

Nilai UN Tak Lagi Menentukan, Guru Bersorak

Nilai UN Tak Lagi Menentukan, Guru Bersorak

Denpasar – Meskipun Prosedur Operasional Standar Ujian Nasinal (POS UN) belum diterbitkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, akan tetapi kabar soal Ujian Nasional (UN) telah sampai ditelinga para Tenaga Pendidik di Bali. Mayoritas Guru dan Kepala Satuan Pendidikan di Pulau Dewata yang langsung menyambut baik ihtikad Pemerintah tersebut.

Sebelumnya, Nilai UN menentukan 40% kelulusan, sedangkan sisanya adalah andil dari Nilai Ujian Sekolah. Tidak hanya itu, para siswa dan guru pun dibuat bingung tujuh keliling, karena Kementerian yang kala itu dipimpin Muhammad Nuh menerapkan 20 variasi paket soal, dengan grade rata-rata nilai kelulusan yang selalu meningkat setiap tahun.

Lantas bagaimana komentar para Kepala Satuan Pendidikan menyikapi keputusan tersebut?

Kepala SMA Negeri 1 Kuta, I Nyoman Yasa di Badung, Rabu (21/1/2015), mengaku belum menerima POS UN. Namun untuk kabar nilai UN tidak lagi menentukan, tentunya sangat disambut baik kalangan guru.

“Kalau itu benar diterapkan, tentu kita sambut baik, karena itu yang selama ini kami harapkan,” paparnya.

Yasa mengatakan, menggunakan Nilai US sebagai landasan kelulusan adalah langkah yang paling objektif. Menurutnya, guru masing-masing bidang studi yang paling mengetahui prilaku dan nilai siswa dalam kesehariannya.

“Kalau Ujian Nasional selama ini kurang objektif, karena ada siswa yang malas, nakal dan kurang pintar justru nilainya lebih baik dari yang rajin dan bahkan juara olimpiade pun bisa tidak lulus. Faktor kelulusan Ujian Nasional saya kira lebih pada keberuntungan dibandingkan kemampuan akademis siswa,” ungkapnya.

Ditanya sejauh apa guru dapat bersikap adil, karena tingkat kelulusan juga menjadi ajang merebut gengsi setiap sekolah. I Nyoman Yasa menegaskan, sebetulnya gengsi sekolah bukan pada kuantitas lulusan, namun pada output lulusan.

“Gengsi atau prestise kami (sekolah) lebih pada jumlah lulusan yang diterima di sekolah favorit untuk SMP dan Perguruan Tinggi ternama untuk lulusan SMA,” pungkasnya. (DQ Oetomo)

Related posts