Nasib Pekerja Seni Lukis di Tengah Pandemi Covid-19

Nasib Pekerja Seni Lukis di Tengah Pandemi Covid-19

Jakarta, Obsessionnews.com — Pada masa pandemi Covid-19, seni mungkin bukan jadi prioritas bagi orang-orang yang tidak bekerja di ranah seni khususnya seni lukis. Tapi mereka yang berkecimpung di ranah tersebut punya pendapatnya sendiri.

Seni menjadi prioritas ke beberapa sektor sehingga susah sekali diangkat di tengah masa pandemi Covis-19, karena konsentrasi orang sekarang lebih ke sektor pangan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis ekonomi melanda Indonesia.

Keprihatinan terhadap pekerja seni lukis ini turut disuarakan oleh Dewi Tenty Septi Artiany selaku pemerhati koperasi dan ekonomi kreatif. Ia melihat nasib pekerja seni di era pandemi Covid-19 tak menentu.

“Di tengah hiruk pikuknya UMKMAlumni ada 1 yang masih mengganjal saya. Alumni yang berkegiatan usaha seni susah sekali diangkat karena kan konsentrasi orang sekarang ke pangan,” ungkap Dewi, Kamis (23/7/2020).

Pekerja seni lukis semakin mengalami ketidakpastian penghasilan. Ia melihat kondisi tersebut terjadi terhadap Kang Ade Wasria, salah satu pekerja seni lukis yang tergabung dalam UMKMAlumni.

Kang Ade merupakan seorang sarjana peternakan yang rupanya mempunyai talenta luar biasa di bidang seni lukis. Kondisi Covid-19 memaksa Kang Ade beternak unggas dengan modal seadanya.

Lukisan karya Kang Ade ini sekarang menjadi koleksi baru di rumah Dewi. Ia begitu kagum melihat hasil karya Kang Ade karena menampilkan seni berkualitas tinggi. Tak kalah dengan pelukis profesional lainnya.

“Apabila dilihat dari jauh kita tidak bisa membedakan mana itu lukisan dan mana itu foto karena nyaris persis dengan seni foto, tetapi apabila dilihat dari dekat baru tampak kerumitannya, detail kebaya bunga-bunga dan ukel batik beserta cecek-ceceknya dilukis sangat teliti, membuat kagum yang melihat,” ujar Dewi.

Kekaguman Dewi bertambah di saat mengetahui bahwa Kang Ade adalah seorang seniman otodidak, yang berkegiatan sehari-harinya saat pandemi ini adalah berusaha membudidayakan unggas untuk bisa di produksi sendiri menjadi makanan olahan seperti bebek goreng.

“Kenapa memelihara sendiri? Jawabannya adalah supaya bisa menjaga mutu dari olahan yang disajikan. Ya kuncinya adalah menjaga mutu, seperti lukisan ini Kang Ade sangat menjaga mutu, proses produksi yang memakan waktu cukup lama menjadi tidak apa setelah melihat hasil yang disajikan,” ucap Dewi.

“Terima kasih Kang Ade untuk lukisannya, semakin bisa mengapresiasi suatu seni yang menembus batas fakultas,” tukas Dewi seraya mengapresiasi Kang Ade. (Has)