Monolog 'Pisang Terakhir' Hadir di TIM

Jakarta, Obsessionnews.com - Ketika manusia dipenuhi dengan rutinitas dan jadwal yang padat maka diperlukan menjalin dengan masa lalunya meski itu sudah tertinggal puluhan tahun. Masa lalu tidak hanya dikenang tapi juga suatu pembelajaran untuk hari ini dan esok. Posisi yang sudah diraih oleh manusia tak terlepas dari masa lalunya. Hal itu disampaikan dalam pementasan monolog 'Pisang Terakhir' karya dan sutradara Rizal Siregar produksi Teater Imago Indonesia Jakarta. Pementasan ini akan digelar pada pukul 19.30 WIB, Sabtu, (7/3/2020) di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat ini dilakoni oleh aktor Surya Dharma. Rizal mengatakan, kisah ini tidak seribet yang dibayangkan, yakni tentang tokoh Arya Kamandanu. Menguak masalah kekinian tentang kejenuhan manusia dengan rutinitas. “Karena diburu oleh waktu yang padat membuat tokoh yang ada di dalam cerita sampai lupa dengan lingkungan dan masa lalunya," ungkap Rizal di Jakarta, Selasa (3/3). Sementara itu, Surya Dharma, aktor yang melakoni peran sebagai Arya Kamandanu di dalam kisah tersebut mengaku peran itu sebuah tantangan. “Sebab, karakternya unik. Beban batin yang dialaminya cukup berat. Tapi itulah peran, sebarat apapun tantangannya harus bisa dilakoni dengan baik," Kata Surya. Aktor yang telah malang melintang di dunia panggung dan musik ini mengatakan, dalam proses latihan selama dua bulan memerani tokoh Arya Kamandanu membuatnya tetap bersemangat memerani tokoh itu. "Karena sosok Arya Kamandanu yang begitu berkarakter membuat saya harus melakukan berbagai riset," kata aktor kelahiran Medan, 3 April 1958 ini. Seperti diketahui, Surya pertama kali tampil sebagai seorang pemain teater lewat pementasan 'Sok' sutadara Buoy Hardjo di Taman Budaya Medan (1975). Tampil bersama dalam lakon 'Pencuri Kepincut' (1976) sutradara Burhan Piliang (1976). Kemudian tampil dalam lakon 'Nujum Pak Belalang' (1978) sutradara D. Rifai Harahap. Hijrah ke Jakarta, aktor yang akrab disapa 'Pak Tua' ini sempat digarap Irwan Siregar dalam lakon 'Rayuan Destor' untuk Festival Teater 5 wilayah DKI (1988) Bersama Satu Merah Panggung pernah tampil dalam pementasan Pesta Terakhir (1996) dan Marsinah: 'Nyanyian dari Bawah Tanah' (1994), 'Anak-Anak Kegelapan' (2003) Pernah tampil Opas dalam 'Opera TIM' karya Sudibyo JS di Graha Bhakti Budaya, TIM (2015). Juga tampil sebagai Ayah dalam Drama musikal Judul 'Jambar Ni Parsubang' di Teater Besar TIM (2015). Sempat juga berperan sebagai Guru dalam Naskah 'Perguruan' karya Wisran Hadi di Taman Budaya Semarang (2018). (Poy)