Rabu, 27 September 23

Menurut Pejabat Kemenag Ini Pernyataan Yaqut Tidak Usah Jadi Polemik Berkepanjangan

Menurut Pejabat Kemenag Ini Pernyataan Yaqut Tidak Usah Jadi Polemik Berkepanjangan
* Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief. (Foto: Humas Kemenag)

Jakarta, obsessionnews.com – Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, bahwa Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU) dalam Webinar RMI beberapa waktu lalu mendapat respons di media sosial. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief menilai pernyataan itu sebagai cara Menag memompa semangat, terutama pada kader-kadernya.

Baca juga:

Menag Yaqut dan Kemenag Hadiah untuk NU

Ketua Umum PAN Kritik Menag Yaqut Soal Kemenag Hadiah untuk NU

Ini Klarifikasi Yaqut tentang Kemenag Hadiah untuk NU

PBNU Nilai Menteri Yaqut Tidak Bijaksana Tentang Kemenag Hadiah untuk NU

Menghebohkan! Menteri Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU

Sebagai aktivis dari kalangan Muhammadiyah, Hilman tidak merasa ada perbedaan perlakuan baginya dalam menjalankan tugas sebagai Dirjen PHU.

“Mungkin pernyataan tersebut sebagai bentuk penyemangat untuk kader-kader Gus Yaqut. Menurut saya, pernyataannya tidak usah menjadi polemik berkepanjangan. Apalagi itu sudah diklarifikasi,” tegas Hilman di Jakarta dalam siaran pers, Minggu (31/10/2021).

“Saya dan Gus Menteri kan sama-sama masih relatif muda. Jadi semangat kita selalu menggebu-gebu, terutama kalau sudah memberi semangat kepada kader-kader di ormas kita masing-masing,” sambungnya.

Hilman mengaku, sejak kali pertama bertemu pada akhir September 2021 sampai saat ini, dirinya kerap berdiskusi dengan Menag secara terbuka dan hangat. Keduanya membahas tentang berbagai upaya untuk perbaikan kinerja dan layanan Kementerian Agama ke depan.

“Meskipun saya sebagai kader Muhammadiyah, saya tidak melihat sikap atau perlakukan yang berbeda dari Pak Menteri terhadap saya. Justru kami sering berdiskusi tentang masalah-masalah keumatan, bagaimana kementerian agama bisa melayani berbagai kalangan secara profesional, cepat, dan inklusif,” tuturnya.

“Alhamdulillah hubungan saya sebagai pejabat Kemenag yang berlatar belakang aktivis  Muhammadiyah, tidak ada masalah dengan Pak Menteri. Diskusi sampai larut malam juga masih sering kita lakukan,” sambungnya.

Bahkan, lanjut Hilman, dalam banyak kesempatan, Menag menyampaikan tentang pentingnya meritokrasi. Maksudnya, bagaimana agar sistem tata kelola birokrasi Kemenag ke depan, memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya. Apalagi, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di hampir semua direktorat dalam rangka meningkatkan kinerja.

“Gus Menteri beberapa kali berpesan kepada saya tentang pentingnya meritokrasi, inklusivitas, dan tidak diskriminasi dalam upaya peningkatan kinerja penyelenggaraan haji dan umrah,” tandasnya. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.