Jumat, 26 April 24

Menpar Arief Yahya Sebut General Aviation Percepat Akses Destinasi Pariwisata

Menpar Arief Yahya Sebut General Aviation Percepat Akses Destinasi Pariwisata
* Menteri Arief Yahya bersama Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dan Bupati Banyuwangi Azwar Anas dalam pertemuan general aviation di Hotel El-royale Banyuwangi, Jumat (26/7/2019). (Foto: IG Arief Yahya)

Banyuwangi, Obsessionnews.com – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendukung pengembangan aksebilitas pariwisata melalui jalur udara khusus pesawat non komersial atau General Aviation.

Menpar Arief Yahya mengatakan konsep General Aviation akan mempercepat akses menuju destinasi pariwisata antar pulau dan kawasan yang membutuhkan waktu lama bila dijangkau melalui jalur darat dan laut.

 

Baca juga:

General Aviation Bisa Jadi Kunci Sukses Pengembangan Pariwisata Indonesia

LinkAja Kerja Sama dengan Banyuwangi Soal Digitalisasi Pembayaran

Banyuwangi Suguhkan Atraksi Barong Ider Bumi Saat Libur Lebaran

 

“Aksesnya akan relatif lebih mudah, terutama ke daerah daerah, bahkan wisatawan dari Bali lebih mudah ke sini dan sebaliknya,” ujar Menpar dalam seminar General Aviation for Tourism di Hotel El-royale Banyuwangi, Jumat (26/7/2019).

Menpar menjelaskan bahwa pesawat-pesawat pribadi ini akan membidik wisatawan kelas menengah yang menyediakan fasilitas penerbangan ke destinasi wisata setiap saat.

“Kalau mau membayangkan seperti di maldives (negara kepulauan), taxinya sea plane, kemana mana naik semacam taxi yang bisa digunakan setiap saat. Di Indonesia pemilik pesawat ini semakin banyak,” katanya.

Jenis pesawat yang digunakan kata Menpar, seperti sea plane dengan kapasitas rata rata dari 12 seat. Tentu, karena jumlah kapasitas yang terbatas harganya juga relatif mahal.

“Segmen wisata kelas menengah, apa boleh buat, karena c plane itu belum murah karena kapasitasnya rata rata 12, semakin kecil kapasitasnya, semakin pendek jaraknya. Harga per kilometer dan seatnya akan semakin relatif mahal. Tapi untuk high end class, atau premium sama sekali tidak ada masalah,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menpar juga mendorong Banyuwangi menjadi pilot projects konsep General Aviation. Pesawat-pesawat non komersial yang bakal beroperasi di Bandara Internasional Banyuwangi diharapkan bisa mempermudah wisatawan dari Bali ke Banyuwangi maupun sebaliknya.

“Apa itu General Aviation, yakni pesawat pesawat yang non komersial. Yang dimiliki pribadi-pribadi kita manfaatkan untuk pariwisata, kira kira itu, nanti basenya di Bandara Banyuwangi.

“Kalau Banyuwagi yang paling dekat dan akan saling menguntungkan menurut saya Bali, akan menambah destinasi dari Bali, untuk Banyuwangi akan mempermudah orang yang sudah ke Banyuwangi ke Bali, terutama Bali Barat utara,” tambahnya.

Setelah Banyuwangi model General Aviation juga bakal dikembangkan di destinasi kepulauan di Indonesia seperti Wakatobi, bunaken, Raja Ampat, Belitung dan Batam.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, mengatakan dari segi fasilitas dan slot time penerbangan di Bandara Internasional Banyuwangi masih mendukung untuk Generak Aviation. Bahkan pihaknya memiliki komitmen untuk mendukung Pariwisata.

“Angkasa pura yang mencanangkan ini. Pertimbangannya kenapa di Banyuwangi, operator siap, fasilitas memadai, trafik punya ruang slot penerbangan masih sedikt hanya 5 hingga 7 per hari,” ujar Awaluddin.

“Bali masih jadi magnet, Banyuwangi masih dalam satu kesatuan triangel Banyuwnagi Bali Lombok. Banyuwangi punya Ijen, ke Pulau Merah, ke G-land,” tambahnya.

Selain itu, di Banyuwangi juga terdapat sekolah pilot, sehingga sudah terbiasa digunakan untuk pesawat latih.

“Banyuwangi punya kriteria itu, Banyuwangi terbiasa dengan pesawat kecil karena digunakan untuk sekolah pilot. Secara garis besar pesawatnya hampir sama dengan sekolah pilot,” jelasnya.

Seminar yang ini bertujuan untuk memetakan potensi dari General Aviation untuk pariwisata. Sekaligus memberikan masukan yang kemudian dirumuskan dalam satu output dan usulan kepada direktorat jenderal perhubungan udara kementerian perhubungan selaku regulator bagi kemajuan industri penerbangan sehingga dapat mendukung pertumbuhan pariwisata di Indonesia.

Seminar diikuti oleh 100 orang peserta dari berbagai sektor. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut hadir sebagai plenary speaker. Selain itu juga akan diisi oleh panelis dari pembicara yang berkompeten di bidangnya.

Ada President Director PT Angkasa Pura II, kemudian penggiat General Aviation Marsdya TNI (purn) Eris Herryanto, Ibu Karin (Aircraft Owner and Pilot Association), Capt. Darmadi (CEO Flybest Flight Academy), Ditjen Perhubungan Udara, ASITA, serta Direktur Keselamatan Penerbangan PT Airnav Indonesia. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.