Minggu, 12 Mei 24

Melonjak, 600 Korban Tewas Akibat Perang Pasukan Dua Jenderal Rebutan Kekuasaan di Sudan

Melonjak, 600 Korban Tewas Akibat Perang Pasukan Dua Jenderal Rebutan Kekuasaan di Sudan
* Asap mengepul di Khartoum di tengah pertempuran pasukan dua jenderal yang bertikai. (VOA)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jumlah korban tewas dari hampir satu bulan pertempuran brutal perebutan kekuasaan pasukan dua jenderal yang bertikai di Sudan sekarang lebih dari 600 orang.

Dilansir VOA, Rabu(  (10/5/2023), Badan kesehatan PBB pada Selasa mengatakan bahwa lebih dari 5.000 lainnya terluka sehubungan dengan pertempuran antara militer Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter, yang dipimpin oleh Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo.

Kedua jenderal itu adalah mantan sekutu yang bersama-sama mengatur kudeta militer Oktober 2021 yang menggagalkan transisi ke pemerintahan sipil setelah penggulingan pemimpin lama Omar al-Bashir pada 2019.

Ketegangan antara para jenderal meningkat karena ketidaksepakatan tentang bagaimana RSF harus diintegrasikan ke dalam ketentaraan dan siapa yang harus mengawasi proses itu. Restrukturisasi militer adalah bagian dari upaya mengembalikan negara ke pemerintahan sipil dan mengakhiri krisis politik yang dipicu oleh kudeta militer tahun 2021.

Perjanjian gencatan senjata yang berulang kali gagal mengakhiri konflik atau bahkan mengurangi kekerasan.

Utusan dari kedua faksi telah bertemu di Jeddah, Arab Saudi selama beberapa hari untuk membahas kesepakatan yang memungkinkan bantuan kemanusiaan mencapai ratusan ribu orang yang membutuhkan makanan, tempat tinggal dan perawatan medis di Khartoum dan kota-kota Sudan lainnya.

Kerajaan Saudi telah berjanji akan memberi Sudan bantuan senilai $100 juta.

Badan pengungsi PBB mengatakan Selasa lebih dari 700.000 orang Sudan telah meninggalkan rumah mereka sejak kekerasan pecah bulan lalu – angka yang lebih dari dua kali lipat dari 334.000 yang menurut laporan badan itu menjadi pengungsi internal minggu lalu.

IOM mengatakan tambahan 100.000 orang Sudan telah meninggalkan negara itu.

Sebagian besar operasi bantuan telah ditangguhkan atau sangat dikurangi karena kurangnya keamanan. Beberapa pekerja bantuan tewas dalam pertempuran itu.

Penjarahan juga telah menghambat operasi bantuan. Program Pangan Dunia mengatakan hampir 17.000 ton makanan senilai antara $13 juta dan $14 juta telah dicuri dari gudangnya di seluruh Sudan. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.