Jumat, 26 April 24

Masyarakat Sumbar Masih Panik Hadapi Gempa

Masyarakat Sumbar Masih Panik Hadapi Gempa

Padang, Obsessionnews – Sumatera Barat (Sumbar) sebagai daerah rawan bencana, mesti memiliki infrastruktur pendukung yang ramah terhadap gempa. Shelter, jalur evakuasi, alat peringatan dini tsunami dan rambu-rambu arah evakuasi, dipandang perlu untuk mendukung, sebagai daerah rawan gempa.

Anggota Komisi V DPRD Sumbar, Amora Lubis mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar serius membenahi infrastruktur pasca gempa terjadi 2009. Keseriusan itu terbukti pemerintah telah membangun shelter di tujuh daerah disepanjang pantai wilayah Sumbar. Kemudian membangun peringatan dini tsunami, jalur evakuasi dan petunjuk arah evakuasi berikut sosialisasi kepada masyarakat.

Meski pemerintah sudah serius, aplikasi di lapangan belum berbanding lurus dengan kesiapan masyarakat saat menghadapi gempa. Gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter (SR) yang terjadi 2 Maret lalu yang berpusat 670 kilometer Siberut, Kabupaten Kepulaun Mentawai, masyarakat panik.

Bukan tanpa alasan, kepanikan warga terlebih setelah peringatan berpotensi terjadi tsunami. Di tengah kepanikan, warga berama-ramai menyelamatkan diri ke tempat yang aman, baik berjalan kaki maupun dengan kendaraan roda dua, bahkan dengan menggunakan kendaraan roda empat.

“Mestinya harus ada petunjuk yang jelas dimana arah evakuasi dan shelter, sehingga warga tidak menumpuk di satu tempat,” kata Amora Lubis kepada obsessionnews.com usai rapat bersama mitra kerja Komisi V DPRD Sumbar, Selasa (15/3).

Amora Lubis mengatakan, gempa yang terjadi Rabu 2 Maret 2016, warga yang menyelamatkan diri berbondong-bondong dengan menggunakan kendaraan.

Berdasar kondisi tersebut, Amora berharap ke depan sosialisasi lebih diintensifkan sehingga masyarakat tidak terlalu panik ketika bencana gempa terjadi.

Sementara itu, pasca gempa berkekuatan 6,7 SR yang terjadi 30 September 2009, Pemerintah serius membangun shelter, jalur evakuasi dan petunjuk arah evakuasi untuk meminimalisir korban.

Setelah enam tahun gempa, shelter yang sudah siap dibangun mencapai 35 unit yang tersebar di tujuh kabupaten kota. Shelter yang dibangun dari 211 kebutuhan shelter di Sumbar masing-masing di Kota Padang, Padang Pariaman, Pariaman, Pesisir Selatan, Agam, Pasaman Barat dan Mentawai.

Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tata Pemukiman (Disprasjaltarkim) Sumbar, Suprapto mengatakan, 35 shelter yang sudah siap dibangun, tempatkan di zona merah rawan Tsunami, sebagai tempat menyelamatkan bagi warga apabila terjadi gempa yang diiringi tsunami. (Musthafa Ritonga)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.