Jumat, 26 April 24

Marhaban Ya Ramadhan 2017, Mari Kita Makmurkan Kehadirannya

Marhaban Ya Ramadhan 2017, Mari Kita Makmurkan Kehadirannya

Oleh: Teuku Gandawan, Putra Aceh, Alumni ITB

 

Ramadhan semakin dekat. Bulan dimana Muslim Indonesia turut bersukacita. Ada puasa ramadhan yang wajib dan penuh berkah. Bulan dimana segala amal dilipatgandakan. Ada THR yang juga merupakan kesyukuran rezeki. Ada libur panjang yang bisa dimanfaatkan untuk silaturahim yang lebih baik.

Semoga kinerja Umat Islam tidak menurun karena berpuasa, karena puasa tidak diciptakan untuk melemahkan kaum muslim, justru makin menguatkan pelakunya. Mengejar ibadah tambahan adalah kebaikan, namun jangan pula ibadah tambahan ini merusak prestasi kerja karena kurangnya jam tidur. Aturlah jam tidur secara optimal. Jangan melebih-lebihkan ibadah, jangan pula malas beribadah. Lakukan ibadah optimal dalam ramadhan kali ini.

Semoga para pemimpin dan pemilik usaha memberikan keluangan waktu yang cukup sehingga para karyawan menjadi produktif luar biasa. Produktif prestasi kerjanya, produktif juga jam ibadahnya. Jangan pula karyawan, terutama di mal-mal dan pasar-pasar digenjot dengan target penjualan yang membuat mereka tak punya cukup waktu untuk beribadah. Namun para karyawan jangan pula menjadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malas.

Sudah beberapa bulan terakhir gairah mendalami dan membela Islam meningkat pesat di Indonesia, khususnya Jakarta dan sekitarnya. Semoga ramadhan yang segera hadir semakin menguatkan gairah itu. Mari kita berpuasa yang lebih sesuai dengan makna puasa yaitu menahan diri.

Mari kita tahan diri kita dari hal-hal yang membatalkan puasa. Tahan diri dari berfoya-foya pada saat berbuka dan sahur. Puasa harusnya menjadi gerakan menggalang keuangan umat untuk kepentingan umat. Jika setiap muslim untuk makan siang minimal memerlukan biaya Rp 10.000,- dan ada 50 juta muslim yang serentak berpuasa, maka itu artinya ada 500 milyar rupiah yang dihemat. Jika dikalikan 20 hari saja, mengingat ada para perempuan, kanak-kanak dan orang tua yang berhalangan untuk puasa, maka ada potensi 10 triliun rupiah yang bisa dihemat atau dikumpulkan.

Padahal muslim Indonesia ada 190 juta. Nilai makannya di kota-kota besar banyak yang jauh di atas Rp 10.000,- yang memang sudah agak susah mencari makanan senilai itu. Artinya kita Umat Islam Indonesia punya potensi membangun dana umat yang luar biasa. Bersediakah anda sebagai muslim melakukan kontribusi ini? Setiap orang hanya perlu menyisihkan Rp 10.000,- dikalikan 20 hari, hanya Rp 200.000 dan gara-gara itu kita akan punya pundi-pundi kebangkitan ekonomi Umat Islam. Bersediakan anda? Bersediakah anda mewujudkan dana 120 triliun rupiah setiap tahun demi Indonesia yang lebih baik?

Luar biasa potensi dan kekuatan umat Islam jika semua umat Islam Indonesia menyadarinya. Kita tidak lemah. Kita hanya tidak sadar dan masih malas untuk bergerak untuk memakmurkan kehidupan negara dan umat. Apakah kita masih perlu menunggu lagi? Masih mau bermalas-malas lagi? Tahun 2017 saat yang tepat untuk kebangkitan itu. Mari kita lakukan. Bangkit dan menjadi muslim yang lebih produktif bagi diri, umat dan negara.

Marhaban ya Ramadhan! Semoga Allah mengajarkan kita untuk kembali kepada ramadhan yang diridha oleh Allah SWT. Mari bersama membangun iman, mari bersama membangun kekuatan umat. Barakallah….

Depok, 22 Mei 2017

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.