Jumat, 26 April 24

Malam Dini Hari Hendi Sidak, Temukan Jeroan Daging Rusak

Malam Dini Hari Hendi Sidak, Temukan Jeroan Daging Rusak

Semarang, Obsessionnews – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengadakan inspeksi mendadak ke klinik hewan pos pemeriksaan daging untuk meninjau langsung kondisi di lapangan. Sidak dilakukan pada Sabtu (11/6/2016) sekitar jam dua dini hari.

Hendi, sapaan akrab sang wali kota langsung meminta petugas mengecek kualitas daging dari para pemasok yang datang. Awalnya, kualitas daging di pinggir bak mobil tergolong baik dan layak konsumsi. Seolah tak puas, Hendi lalu meminta petugas mengecek daging yang berada ditaruh disisi dalam bak mobil.

Tebakannya benar, sejumlah jeroan yang ia minta untuk diperiksa ternyata memiliki kandungan air diatas 70%, batas baik-buruknya kualitas daging dan jeroan. Ia pun meminta penjelasan terkait jeroan rusak tersebut. Petugas pun menjelaskan jika kadar air 70% pada jeroan bisa disebabkan karena hewan kelelahan saat akan disembelih.

Ditemui usai sidak, Hendi menjelaskan jika rata-rata hasil pantauannya seluruh daging masih termasuk dalam kualitas baik dan layak konsumsi.

“Alhamdulillah di Semarang ini hasil dari pantauan klinik kesehatan yang sempat ditemukan adalah jeroan, jeroan yang rusak, tapi kalau daging rata-rata clear,” kata dia kepada awak media

Sidak kali ini memang bertujuan untuk mencari kemungkinan adanya daging glonggong atau berair dan campuran daging babi hutan, yang disinyalir kerap masuk ke pasar-pasar tradisional. Meski begitu, ia tidak mendapati adanya campuran daging babi hutan maupun glonggongan.

Menurutnya, tidak ditemukannya daging glonggong maupun babi hutan merupakan bukti berfungsinya Pos Pemeriksaan Daging. Hendi menjelaskan jika Kota Semarang merupakan satu-satunya kota di Jawa Tengah, yang menerapkan sistem pengawasan daging dengan mewajibkan pemasok datang terlebih dahulu ke pos untuk dicek kualitas dagingnya.

“Nah kawan-kawan ini juga sedang saya minta untuk memeriksa karena ada isu katanya ada campuran babi hutan. Jadi daging sebelum masuk ke pasar semarang mereka wajib mendapat stempel di klinik kesehatan,” pungkasnya.

Saat ini, kebutuhan warga Semarang atas daging sapi mencapai 11 ton per harinya. Jumlah itu baru terpenuhi oleh Rumah Pemotongan Hewan Semarang sebanyak 4 ton saja. Sementara sisanya datang dari pemasok luar kota, utamanya wilayah Kabupaten Boyolali. (ihy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.