Minggu, 5 Mei 24

LSPR Institute dan JDD NET Kerja Sama Pimpin Inisiatif Bersama untuk Dukung Penyandang Gangguan Perkembangan di ASEAN

LSPR Institute dan JDD NET Kerja Sama Pimpin Inisiatif Bersama untuk Dukung Penyandang Gangguan Perkembangan di ASEAN
* LSPR Institute of Communication & Business bekerja sama dengan Japanese Developmental Disorder Network (JDD NET) telah menginisiasi pembentukan Indonesian Developmental Disorder Network (IDD NET). (Foto: LSPR)

Obsessionnews.com – Gangguan perkembangan dan disabilitas perkembangan di Indonesia dan negara-negara ASEAN menjadi isu yang mendesak dan memerlukan perhatian khusus. Menurut data dari UNESCAP (2019), diperkirakan sekitar 690 juta orang, atau 1 dari 6 orang di kawasan Asia dan Pasifik, menghadapi tantangan sebagai penyandang disabilitas perkembangan. Gangguan perkembangan dapat menghambat kemampuan seseorang dalam berinteraksi sosial, berbicara, belajar, dan menjalani aktivitas sehari-hari, dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, masalah kesehatan, dan lingkungan.

Keluarga yang memiliki anak dengan gangguan perkembangan di Indonesia dan ASEAN sering kali menghadapi tantangan yang sulit, termasuk akses terbatas ke layanan kesehatan dan pendidikan, stigma, diskriminasi, dan keterbatasan finansial. Orangtua dan keluarga dengan anak penyandang disabilitas perkembangan juga sering mengalami tingkat stres yang tinggi karena tuntutan untuk memberikan perawatan dan dukungan yang berkelanjutan bagi anak mereka.

Untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan pemahaman tentang gangguan perkembangan, LSPR Institute of Communication & Business bekerja sama dengan Japanese Developmental Disorder Network (JDD NET) telah menginisiasi pembentukan Indonesian Developmental Disorder Network (IDD NET). IDD NET diharapkan akan menjadi jejaring luas yang mencakup organisasi nasional dan lokal untuk penyandang disabilitas perkembangan, asosiasi orangtua, masyarakat akademik, kelompok peneliti, dan organisasi profesional yang terkait dengan gangguan perkembangan.

Tujuan dari IDD NET adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan perkembangan, mendorong penelitian yang lebih lanjut, dan mempengaruhi kebijakan terkait disabilitas perkembangan di Indonesia. Di tahap selanjutnya, IDD NET akan berfokus pada advokasi perubahan kebijakan yang mendukung penyandang gangguan perkembangan, serta mempromosikan kemandirian dan perkembangan sosial mereka.

Upaya ini mencapai puncaknya dengan acara peluncuran IDD NET, yang melibatkan workshop internasional mengenai gangguan perkembangan di negara-negara ASEAN. Workshop ini menghadirkan pembicara dari perwakilan parlemen Indonesia dan Jepang, yaitu Bapak Muhammad Farhan (Komisi I DPR RI) dan Mr. Hiroshi Yamamoto (Secretary General of National Diet Members Caucus on Developmental Disorder of Japan/House of Representatives Member), serta Dr. Dante Rigmalia (Ketua Komisi Nasional Disabilitas Indonesia).

Workshop yang berlangsung pada tanggal 31 Agustus 2023, di kampus LSPR Sudirman Park, Jakarta, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan perayaan 50 Tahun Persahabatan dan Kerjasama ASEAN-Jepang (50th Year of ASEAN-Japan Friendship and Cooperation). Acara ini diawali dengan pembukaan oleh Ibu Prita Kemal Gani (CEO dan Founder LSPR Institute of Communication & Business) dan ditutup oleh Dr. Takuma Kato (Direktur Healthcare and Long-Term Care Policy, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia).

Founder & CEO LSPR Prita Kemal Gani menyatakan, bersama Nozomi no sono (The National Centre for Persons with Severe Intellectual Disabilities in Japan) dan Hosei University dan dukungan ERIA (the Economic Research Institute for ASEAN and East Asia), LSPR berkomitmen melakukan riset sejak Desember 2021 hingga November 2023.

Riset dua tahun ini akan menghasilkan dua poin penting, laporan kesehatan dengan judul ‘The Current Status and Issues for Healthcare Policies for Persons with Developmental Disorders in Southeast Asia’ dan Guidebook on ‘Development of Parent Training, Mentoring, Group Coaching Guidelines to Enhance the Quality of Life of Parents of Persons with Developmental Disorders in Southeast Asia’.

“Hasil kedua riset ini diharapkan dapat membantu individu penyandang disabilitas dan keluarganya untuk mendapatkan hak yang sama,” ujar Prita dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/9/2023).

Ambassador of the Mission of Japan to ASEAN, H.E. Ambassador Masahiko Kiya menambahkan, sekelompok orang dengan disabilitas perkembangan di Indonesia, Filipina, Vietnam tentu menghadapi berbagai tantangan di masyarakat.

”Saya berharap semoga komitmen kolaborasi riset ini bermanfaat untuk mendukung negara ASEAN khususnya dalam bidang disabilitas perkembangan,” ujarnya.

Selain itu, acara ini juga membahas hasil kolaborasi riset yang berlangsung selama 2 tahun antara the National Center for Persons with Severe Intellectual Disabilities, Nozominosono, Jepang, dan LSPR Institute of Communication and Business Indonesia, dengan dukungan dari the Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA).

Beberapa poin penting yang dibahas meliputi identifikasi isu-isu penting terkait penyandang gangguan perkembangan, paparan riset mengenai analisis situasi disabilitas perkembangan di ASEAN, dan buku panduan untuk pelatihan orangtua dengan anak penyandang disabilitas perkembangan.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk penyandang disabilitas perkembangan, organisasi dan komunitas orangtua dengan anak penyandang disabilitas perkembangan, perwakilan akademisi, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan masalah ini. Semua pihak berharap bahwa inisiatif ini akan membawa perubahan positif dalam mendukung penyandang gangguan perkembangan di ASEAN dan membantu mereka mencapai potensi penuh mereka. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.