Sabtu, 27 April 24

Kurniadi Atmosasmito Bawa PT KAI Semakin Bersinar

Kurniadi Atmosasmito Bawa PT KAI Semakin Bersinar
* Kurniadi Atmosasmito berperanan besar membawa kinerja PT Kereta Api Indonesia (KAI) semakin bersinar. (Foto: Sutanto/Men's Obsession)

Keberadaannya cukup diperhitungkan di jajaran direksi PT Kereta Api Indonesia (KAI). Melaluinya kontribusi bidang keuangan mampu mendongkrak perusahaan berkembang. Perusahaan jasa transportasi rakyat milik negara ini tumbuh secara sinambung dan berarti hingga kini sejak bergabung lima tahun silam.

Dialah Kurniadi Atmosasmito, seorang profesional yang selama karier sebelumnya didedikasikan di perusahaan pertambangan nasional. Kurniadi besedia bekerja di kereta api bukan hanya karena diberi kesempatan oleh Ignasius Jonan yang saat itu jadi Direktur Utama PT KAI, tapi lebih karena menganggap di KAI penuh tantangan dan berharap bisa membuatnya menjadi lebih baik.

Akrab dan bersahaja, begitulah Kurniadi saat mempersilakan Men’s Obsession mewawancarainya di ruang kerjanya yang tertata apik beberapa waktu lalu. Meski terlihat sedikit gurat kelelahan di wajahnya, toh wawancara berjalan santai dan cair. Banyak hal ia kemukakan sejak perjalanan kariernya di KAI.

Jabatan Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek  atau PT KCJ adalah jabatan pertamanya saat hijrah dari kantor lamanya di era 2008. Di  anak usaha PT KAI itu ia jalani dalam tempo setahun. Namun, ia telah meletakkan dasar-dasar perubahan penting di dalamnya. Sampai kemudian ia dipercaya menjadi Executive Vice President (EVP) Corporate Finance KAI (2009-2011) hingga dipromosi menjadi Direktur Keuangan PT KAI sejak 2011 hingga kini.

Sebagai seorang Chief Financial Officer (CFO) atau Kepala Pejabat keuangan, ada satu hal yang selalu ia pikirkan untuk meningkatkan kualitas dan bisnis perusahaan. Bisnis yang berkualitas harus bisa menghasilkan keuntungan demi maslahat seluruh pemangku kepentingan, terutama pemilik, manajemen dan karyawan. Saat melihat perusahaan merugi tapi di satu sisi penghasilan karyawan yang menurutnya perlu ditingkatkan, ia pun berpikir keras bagaimana cara memulainya. Apakah meningkatkan dulu pendapatan perusahaan baru kemudian kesejahteraan meningkat? Atau sebaliknya?

Pria kelahiran kelahiran Jakarta, 5 April 1953 ini bersama manajemen memilih meningkatkan dulu kesejahteraan karyawannya. Tapi dengan catatan, jika ada karyawan yang nakal langsung diambil tindakan tegas. Gagasan Pak Kur, begitu dia akrab disapa rekan-rekannya, langsung disetujui Jonan, atasannya kala itu. Manajemen menaikkan gaji karyawan hingga 100% untuk take home pay, seraya mencari celah menggali efisiensi dan mendayagunakan serta meningkatkan asset untuk mendorong pendapatan dan marjin.

Karena itu ia juga cerdas untuk mengurangi ‘kebocoran’ uang pemasukan di perusahaan dengan mendukung langkah-langkah manajemen dan membiayai penerapan IT, misalnya memberantas praktik percaloan dengan sistem boarding pass dan penjualan tiket secara online serta melalui toko ritel.

Kecerdasan lain yang dimiliki adalah upaya meningkatkan pendanaan di tengah situasi perusahaan yang secara finansial tidak baik waktu itu, maka bersama Jonan meyakinkan bank dalam negeri maupun luar negeri untuk memperoleh injeksi pembiayaan investasi dan kegiatan operasional untuk me-leverage pendapatan dan laba. Alhasil, selama lima tahun terakhir semenjak perusahaan ini dimasuki pendapatan dan laba perusahaan terus meningkat signifikan.

Tak heran jika untuk memastikan semua itu berjalan lancar, Pak Kur kerap melakukan monitoring dengan berkunjung langsung ke lokasi prasarana dan sarana yang dibiayai apakah bekerja maksimal atau idle? Untuk pelayanan penumpang, inspeksi dilakukan ke berbagai stasiun kereta di Jawa, terutama pada musim Lebaran dan Natal & Tahun Baru.

“Saya inspeksi dengan membeli tiket sebagaimana berlaku untuk karyawan PT. KAI memakai seragam dinas, mendatangi satu persatu penumpang di atas kereta untuk mendapatkan info langsung apakah pelayanan benar-benar sudah baik, atau apakah masih ada calo, itu semua saya jalani dengan satu tekad KAI harus menjadi lebih baik,” tegasnya.

Di sektor pengeluaran, ia juga melakukan efisiensi di semua bidang. Semua harus dilakukan secara transparan. Misalnya, dalam pembelian gerbong dan lokomotif langsung dari pabriknya termasuk pemeliharaannya, baik itu buatan General Electric (GE), maupun PT INKA, tanpa melalui pedagang perantara, sehingga perusahaan bisa menghemat miliaran rupiah. Nilai efisiensi inilah diantaranya dikembalikan kepada karyawan dalam paket kenaikan gaji, promosi dan upaya peningkatan kesejahteraan lainnya simultan dengan pemanfaatan laba.
Langkah mendapatkan dana murah dari dalam negeri dan luar negeri membuahkan hasil dengan bekal reputasinya mengelola keuangan perusahaan di masa lalu dan kredibilitas Jonan di dunia bisnis keuangan. Alhamdulillah, kepercayaan dari direksi bank BUMN dan swasta, dan kreditur luar negeri secara nyata mampu membuahkan kinerja perusahaan dan dapat memenuhi kewajiban kepada para kreditur dengan baik, termasuk untuk anak usaha. Lantaran itulah justru sekarang banyak tawaran kerjasama dari pihak pendana dan bank untuk proyek-proyek selanjutnya.

“Kami selalu on time dalam membayar segala kewajiban ke mereka,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Krisnadwipayana yang meraih Master Ekonomi Manajemen di LPMI Jakarta ini.

Bagi Kurniadi ada satu prinsip yang dipegang teguh saat bekerja yakni jabatan adalah amanah. Sedangkan pada awal kerja menganggap bahwa bekerja itu sekolah yang dibayar. Karenanya pengalaman kerja itu sangat mahal dan terkadang tidak ada dalam pelajaran di sekolah.

“Saya bisa bekerja 24 jam sehari. Artinya, bekerja tidak mesti duduk di meja kantor saja, tapi bisa di mana saja, berkat kemajuan tehnologi. Saya bekerja sebaik mungkin, tanpa pernah berharap dapat penghargaan atau dilihat oleh atasan. Itu prinsip saya sejak dulu saya merintis karir dari nol,” ujarnya.

Bekerja di PT KAI ada tantangan tersendiri, merupakan suatu kepuasan jika bisa mengubah perusahaan yang dulu sering dinilai ‘kumuh’ dan tidak bergengsi, menjadi perusahaan yang disegani, dan mulai dikenal di beberapa negara. Terbukti, hasil kerja Kurniadi beserta jajaran direksi PT KAI dan seluruh karyawannya, membuat perusahaan tersebut menyabet sejumlah penghargaan, antara lain 16 penghargaan dalam ajang The Best Contact Center 2015, terpilih sebagai Perusahaan Terpercaya (Trust Company) berdasarkan Corporate Governance Perception Index (CGPI), mendapatkan penghargaan Recognition of Performance Excellence dalam Asia Pasific Contact Center Assosiation Leader 2015 di Singapura.

Berkat kerja keras dan bekerja dengan hati yang dilakukan oleh Kurniadi bersama direksi lainnya, membuat kinerja PT KAI semakin bersinar. Di awal 2016, PT KAI telah mencanangkan target pendapatan sebesar Rp 20 triliun. Tahun lalu, target pendapatan perusahaan di awal sebesar Rp 15 triliun, capaiannya mungkin akan sekitar Rp 13,5 triliun.

Untuk meningkatkan layanan dan pengguna KRL Jabodetabek, pemerintah berencana memperpanjang jalur KRL dari Jakarta menuju Cikarang secara bertahap. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian sedang membangun perpanjangan jalur kereta api sampai ke Tambun, Bekasi. Dengan rute baru ini penumpang dari Stasiun Tambun tidak harus mengandalkan kereta api lokal Purwakarta untuk menuju Jakarta atau sebaliknya. (Reza Indrayana/Sahrudi/Men’s Obsession)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.