Jumat, 26 April 24

Ketika Korupsi Merajalela , ‘Inspektur Jenderal’ Jawabannya

Ketika Korupsi Merajalela ,  ‘Inspektur Jenderal’ Jawabannya

Jakarta, Obsessionnews Sekjen sebuah parpol ditangkap KPK dan disidangkan. Mantan menteri yang juga Ketua Umum Parpol masuk bui dan diseret ke meja hijau. Negeri makin kacau, korupsi dimana-mana, bahkan semakin merajalela.

Topik aktual ini yang coba digali oleh Teater Koma dalam lakon “Inspektur Jenderal” yang didukung Djarum Apresiasi Budaya. Digelar mulai dari 6 November – 15 November 2015 di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Setiap Selasa – Sabtu, pukul 19.30 WIB dan khusus pementasan pada hari Minggu dimulai pukul 13.30 WIB. Sedangkan pada hari Senin tidak akan digelar pementasan. (baca juga: 38 Tahun Teater Koma Tetap Eksis)
Dalam lakon kali ini, Teater pimpinan suami istri Rano Riantiarno dan Ratna Riantiarno ini, diceritakan, Walikota hingga para pejabatnya pun terus memupuk kemakmuran untuk dirinya sendiri.

teater koma2

Keadaan semakin kacau. Seorang Inspektur Jendral akan datang dan menyelidiki kota tersebut. Walikota hingga para pejabatnya pun ketakutan untuk menghadapai sang Inspektur Jendral.

 

Berita lain datang, ada seseorang yang diduga sebagai Inspektur Jendral. Dia adalah Anta Hinimba seorang pemuda yang baru datang dari Astinapura. Dengan penuh penghormatan Walikota menyambut Anta Hinimba untuk tinggal dirumahnya.

 

Di pihak lain, para pejabat sibuk dengan ketakutannya sendiri. Tak ada cara lain, Walikota hingga pejabat daerah akhirnya berusaha menyuap seseorang yang diyakini sebagai Inspektur Jendral tersebut.

 

Di akhir cerita semua kebingungan. “Siapa yang bilang dia Inspektur Jendral?” teriak sang walikota. Semua pejabat pun saling menyalahkan. Tak ketinggalan Nakuli dan Sadiwi yang ketakutan karna telah menyakinkan Walikota bahwa Anta Hinimba adalah Sang Inspektur Jendral yang asli. Semua pejabat panik.

 

Uang mereka telah digunakan untuk menyuap sang Inspektur Jendral palsu. Utusan raja datang, mengatakan bahwa Inspektur Jendral akan datang.

 

Kisah yang disadur dari sebuah naskah klasik asal Russia berjudul “Revizor” karya Nikolai Gogol ini merupakan produksi ke-142 dari Teater Koma.

Lakon yang dibawakan dengan konsep khas pewayang jawa dibuka dengan aksi kocak lima panakawan. Mengenakan kostum berwarna-warni, aksi lima wanita centil yang terdiri dari Limbik, Canguk, Plitit, Srikayon, dan Bunguk ini membuka pertunjukan dengan gelak tawa dari penonton yang hadir.

Kostum yang dikenakan oleh Walikota hingga pejabat pun tak kalah menarik. Bertemakan hitam putih, kostum tersebut memiliki arti tersendiri.

Menurut sang sutradara Walikota dan para pejabat yang korupsi sengaja diberikan kostum berwarna hitam dan putih, menandakan bahwa mereka yang melakukan korupsi. Kostum yang dikenakan juga bertemakan eropa yang dibalut dengan kostum khas pewayangan seperti kain batik.

Selain dengan konsep pewayang jawa, Sutradara Nano Riantiarno juga menyelipkan sindiran dan kritikan tentang kondisi Indonesia saat ini dalam pementasan tersebut.

“Apa tak ada pemimpin baru? Yang benar-benar tak korupsi?” penggalan lirik lagu yang berjudul Protes Lima Aktivis yang dinyanyikan oleh lima panakawan. Nano berharap penonton dapat mengambil makna yang kaya akan pesan moral dalam pagelaran ini. Teater Koma juga menyelipkan K.P.K (Kalau Penguasa Kacau) sebagai subjudul pementasan.

Pementasan Inspektur Jenderal menampilkan aktor kawakan, seperti Budi Ros, Ratna Riantiarno, Sari Madjid, Dorias Pribadi, Emmanuel Handoyo, Supartono JW, dan Asmin Timbil. Hadir juga aksi kocak para panakawan wanita, seperti Daisy Lantang, Ratna Ully, Angga Yasti, dan Tuti Hartati, dikepalai oleh Rita Matu Mona.

 

Tak ketinggalan sederet pemain lainnya seperti Bayu Darmawan Saleh, Sir Ilham Jambak, Yulius Buyung, Julung Ramdan, Dana Hassan, dan Rangga Riantiarno.

Tak ketinggalan permainan musik yang menghiasi pagelaran ini dikomposisi dan diaransemen oleh Fero Aldiansyah Stefanus. Serta tata artistik dan cahaya yang memperindah pementasan ala Taufan S. Chn. Para pemain akan tampil dibalut kostum warna-warni rancangan Rima Ananda Omar. Sementara itu, keserasian gerak serta tari ditata oleh Ratna Ully. (Khan/Rez)

Foto: Khadinda Rezki Winhal

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.