Kamis, 2 Mei 24

Kepala Penjara Filipina Didakwa atas Pembunuhan Jurnalis

Kepala Penjara Filipina Didakwa atas Pembunuhan Jurnalis
* Seorang penjaga menunjuk narapidana yang berkumpul di lapangan basket di Penjara Kota Quezon di Manila, Filipina. (RTR/VOA)

Pihak berwenang Filipina, Senin (7/11/2022), mengajukan gugatan terhadap seorang pejabat tinggi penjara negara itu, dan seorang ajudannya, atas tuduhan mendalangi pembunuhan seorang jurnalis radio.

Gugatan diajukan terhadap Kepala Biro Pemasyarakatan Gerald Bantag, yang telah diskors dari jabatannya, petugas keamanan penjara Ricardo Zulueta dan sejumlah tersangka kunci lainnya dalam kasus penembakan fatal terhadap Percival Mabasa 3 Oktober lalu. Jurnalis itu sering mengecam keras Bantag dan beberapa pejabat lainnya atas tuduhan korupsi dan sejumlah tindakan ilegal lainnya.

Mabasa, yang menggunakan nama siaran Percy Lapid, adalah salah satu pekerja media terbaru yang terbunuh di negara Asia Tenggara itu, yang dianggap sebagai salah satu yang paling berbahaya bagi jurnalis di dunia.

Sebuah pernyataan bersama yang dibacakan pada konferensi pers oleh sejumlah pejabat tinggi kehakiman, Kementerian Dalam Negeri, dan polisi mengatakan, tiga pemimpin geng yang dikurung di penjara terbesar di Filipina diperintah Bantag untuk mencari seorang pria bersenjata untuk membunuh Mabasa dengan kontrak senilai 550.000 peso ($9.300).

Namun, setelah pembunuhan itu, pria bersenjata tersebut, yang diidentifikasi oleh polisi sebagai Joel Escorial, menyerah karena ketakutan setelah pejabat pemerintah menaikkan hadiah untuk penangkapannya. Ia kemudian secara terbuka mengidentifikasi seorang narapidana, Jun Villamor, yang katanya ditugaskan oleh para pemimpin geng yang ditahan untuk meneleponnya dan mengatur pembunuhan Mabasa. Para pemimpin geng kemudian membunuh Villamor di dalam penjara dengan mencekiknya dengan kantong plastik yang diduga atas perintah Bantag dan Zulueta, kata para pejabat.

“Bantag memiliki motif yang jelas untuk melakukan pembunuhan,” kata para pejabat dalam pernyataan mereka.

Jesus Malabanan, koresponden surat kabar Manila Standard, meninggal saat dibawa ke rumah sakit setelah ditembak di kepalanya di toko keluarganya di Calbayong, Samar, Filipina, Kamis (9/12).

Mabasa ditembak mati karena mengungkap kebobrokan kepala penjara itu, dan Villamor dibunuh oleh para pemimpin geng di penjara sebagai usaha menutupi jejak kejahatan mereka terkait kematian Mabasa.

Bantag membantah terlibat dalam pembunuhan itu. Ia dan Zulueta juga didakwa atas pembunuhan Villamor. Belum ada surat perintah yang dikeluarkan untuk penangkapan mereka, kata para pejabat.

Hampir 200 wartawan tewas di negara itu sejak 1986, sewaktu diktator Ferdinand Marcos digulingkan, menurut Serikat Wartawan Filipina. Kelompok tersebut menuntut pemerintah berbuat lebih banyak untuk menghentikan pembunuhan jurnalis. (VOAIndonesia/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.