Rabu, 8 Mei 24

Jokowi Kebiri Pelaku Seks Pedofil, Kak Seto Sumringah

Jokowi Kebiri Pelaku Seks Pedofil, Kak Seto Sumringah

Bandung, Obsessionnews – Dr Seto Mulyadi alias Kak Seto selaku Staf Ahli pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengapresiasi upaya Presiden Jokowi terhadap perlindungan anak di Indonesia, dengan menyetuji usulan mengebiri para pelaku seksual pedofil.

Kak Seto menilai, upaya dan langkah tersebut merupakan langkah kemajuan pemerintah dalam melindungi anak Indonesia. “Pada tanggal 20 Oktober beliau (Jokowi- red) sudah melakukan dukungan terhadap Perppu terhadap peningkatan kualitas hukuman bagi pelaku perlu diapresiasi, namun bentuk hukuman harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan anak,” ujar Kak Seto, Sabtu (24/10/2015).

Meurut pria kelahiran Klaten Jateng 28 Agustus 1951 ini, bentuk hukuman pengebirian harus betul-betul mendapatkan dukungan dan analisa dari sisi hukum, kedokteran dan jangan sampai justru salah tembak. Si pelaku bisa lebih kejam dan agresif melakukan kejahatan terhadap anak.

“Pengambilan keputusan dalam bentuk hukuman terhadap pelaku harus mempertimbangkan aspek lainnya,” tutur pencipta karakter Si Komo ini.

ilustrasi suntik kebiri
ilustrasi suntik kebiri

Kak Seto mengungkapkan, pelaku kekerasan terhadap anak tidak hanya menggunakan organ tubuh untuk penetrasi, tapi juga dengan cara lain. Sehingga tidak hanya melihat alat yang digunakan saja tapi juga prilaku kejahatannya.

Misalnya, jelas dia, dengan menerapkan hukuman minimal seumur hidup, sehingga akan dipantau terus, kalaupun ada perubahan, maka bisa dilakukan dengan cara remisi. “Yang penting implementasi terhadap hukuman tersebut,” tandas pendiri Homeschooling ini.

Menurut Kak Seto, semua pihak harus mengawal hukuman tersebut dan tidak sampai lolos dari lubang jarum. Selain itu anak-anak juga harus dipersiapkan pendidikan kesehatan reproduksi sehingga di satu sisi anak-anak bisa menjaga dirinya sendiri tidak mudah menjadi korban kejahatan seksual, termasuk bujuk rayu dari predator seks ini serta agar mereka juga tidak berkembang menjadi pelaku-pelaku di kemudian hari.

“Pendidikan dan penerapan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi dapat dilakukan sejak awal,” ucap bapak dari Eka Putri Duta Sari, Bimo Dwi Putra Utama, Shelomita Kartika, Putri Maharani, Nindya Putri Catur Permatasari, dan suami dari Deviana ini.

ilustrasi kekerasan anak
ilustrasi kekerasan anak

Kak Seto mengaku kerapkali menerima banyak pengaduan dari para mahasiswa, terkait adanya kekerasan yang dilakukan terhadap mereka saat menginjak usia SMP dan SMA yang dilakukan orang-orang terdekatnya, sehingga baru sadar saat menjadi mahasiswa.

“Mereka tidak menyangka dan tidak mengerti bahwa kekerasan sudah dialaminya,” ujar Psikolog anak dan pembawa acara televisi untuk anak-anak bersama Henny Purwonegoro ini.

Ia pun menilai, apabila hukuman kebiri jadi diterapkan, maka pihaknya sangat khawatir ada tindakan lebih sadis dari para pelaku. “Kalau sebelumnya pelaku memperkosa satu dua orang, kemudian dikebiri, maka bisa jadi kelakukannya akan lebih sadis seperti membantai, membunuh dan lain-lain,” tegas Kak Seto.

kak seto-

Kak Seto berharap Presiden Jokowi mencanangkan gerakan nasional secara gencar. “Pak jokowi saya berharap membuat satgas perlindungan anak sampai tingkat RT dan RW, sehingga masyarakat ikut dilibatkan dalam perlindungan anak tersebut sehingga ada gairah bersama untuk melindungi anak-anak di daerahnya!” serunya.

Dicontohkan, seperti kejadian di Kalideres, si pelaku kerapkali mengumpulkan anak-anak, tapi masyarakat lainnya tidak peduli, kemudian kasus di Cibubur ada 5 anak yang terlantar, namun tetangganya tidak tahu.

Kak Seto menilai ribuan polisi dan adanya KPAI tidak akan mampu menyelesaikan tindakan kekerasan terhadap anak, apabila masyarakat tidak dilibatkan. Secara real perlindungan anak seperti antusiasme masyarakat untuk melindungi anak harus dibangun. Harapan dari Kak Seto terhadap kepemimpinan Jokowi pada tahun kedua nanti adalah tidak disatukannya kementerian perempuan dengan anak.

“Kalau bisa tidak disatukan antara Kementerian Perempuan dan Perlidungan Anak, seolah kepedulian terhadap anak hanya milik seorang ibu dan perempuan pada umumnya, sehingga kaum bapak-bapaknya dibiarkan cuek,” ucapnya.

Menurut Pengelola Homeschooling yang sudah melahirkan alumni seperti Dhea Seto, Ayushita, Hanggini P.Retto, Nikita WIlly, Prilly Latuconsina, Citra Scholastika, Ray Prasetya dan lain-lain ini menginginkan Kementerian Perlindungan anak berdiri sendiri dan dipimpin seorang laki-laki ataupun perempuan. (Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.