Jumat, 26 April 24

Jokowi Datangi Prabowo, Langkah Positif Kepentingan Nasional

Jokowi Datangi Prabowo, Langkah Positif Kepentingan Nasional

Jakarta – Ketua DPP partai Gerindra, FX Arief Poyuono menilai, sikap Presidne terpilih Joko Widodo (Jokowi) menemui Prabowo Subianto adalah langkah yang positif bagi kepentingan nasional, dimana sebelumnya banyak pihak yang tidak menginginkan pertemuan ini terjadi.

“Biar bagaimanapun Joko Widodo itu adalah pemimpin nasional yang terpilih yang ditemukan dan dibesarkan Prabowo . Sebab, sejarah mencatat bahwa ketika Jokowi mau maju sebagai gubenur DKI Jakarta justru ditolak oleh PDIP. Prabowo lah yang meyakinkan ibu Mega untuk mencalonkan Joko Widodo maju sebagai gubenur DKI Jakarta,” ungkapnya, Jumat (17/10/2014).

Arief menegaskan, seorang pemimpin yang berhasil adalah yang bisa melahirkan pemimpin baru dan itulah yang ada pada diri Prabowo ketika mengetahui pontensi kepemimpinan seorang Joko Widodo dan kenapa Prabowo mau memperjungkan Jokowi sebagai cagub waktu itu.

“Kedatangan Jokowi ke Prabowo sebelum dilantik menjadi presiden adalah bentuk penghormatan yang besar bagi Gerindra dan Prabowo. Apa yang dilakukan oleh Jokowi menunjukkan bahwa Joko Widodo adalah orang yang sangat menghormati Prabowo. Joko Widodo punya sifat yang lebih baik dan tahu diri dibandingkan Ahok yang kurang mengerti adat ketimuran,” bebenrya.

Oleh karena itu, Arief mendoakan semoga Jokowi bisa benar-benar menjalankan amanat rakyat dan program Trisakti-nya untuk kemajuan bangsa. Ke depan Joko Widodo juga harus berani menindak tegas para koruptor dan mafia migas yang banyak merugikan negara selama pemerintahan SBY,” harap Ketua DPP Partai Gerindra.

“Mari kita lupakan masalah selama pilpres dan kita move on untuk bersama sama mendukung pemerintahan Jokowi- JK dan terus mengkritisi dan menolak setiap program pemerintah dan kebijakan Jokowi- JK yang pro neolib dan merugikan kepentingan rakyat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Arief menyatakan langkah positif Jokowi menemui Prabowo sebelum dilantik, adalah contoh yang patut diteladani bagi pemimpin ke depan. “Tidak seperti SBY yang dibesarkan oleh Megawati tapi tidak mau mendatangi Mega pada saat pelantikannya tahun 2004. Dan kami juga berharap hubungan antara ibu Mega dan Prabowo juga makin kondusif agar dapat sama sama membangun negara yang sudah hampir hancur sejak dipimpin SBY,” paparnya. (rus)

 

Related posts