Sabtu, 27 April 24

Ini Susu UHT Cimory Bebas Laktosa Pertama di Indonesia

Ini Susu UHT Cimory Bebas Laktosa Pertama di Indonesia
* Produk makanan dan minuman kemasan berbasis susu dari Cimory. (Foto: Cimory)

Jakarta, obsessionnews.comBerangkat dari Cimory Fresh Milk yang terbuat dari susu segar dengan bahan-bahan terbaik yang diproses menggunakan standar proses yang canggih, kini Cimory menghadirkan Susu Ultra High Temperature (UHT) Cimory Bebas Laktosa, yakni susu UHT yang mengandung 100% kebaikan susu sapi namun bebas laktosa, segar, creamy dan manis alami. Hal itu dikarenakan kekecewaan umum konsumen ketika mengonsumsi susu bebas laktosa adalah rasa dan teksturnya yang tidak seperti susu biasa.

Marketing Manager Cimory Lidwina Tandy mengungkapkan, 95% orang Asia menderita intoleransi laktosa dan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat toleransi laktosa tertinggi.

“Hal ini menandakan tingginya kebutuhan produk susu bebas laktosa. Susu UHT Cimory Bebas Laktosa diproduksi dengan penambahan enzim laktase agar kemudian mudah diresap oleh tubuh menjadi sumber energi, sehingga mereka yang tidak toleran laktosa, bisa tetap memenuhi kebutuhan nutrisi yang terdapat pada susu dengan aman dan nyaman,” ujar Lidwina dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/3/2022).

Presiden Direktur Cimory Farell Sutantio menambahkan, Cimory sebagai produsen produk makanan dan minuman kemasan berbasis susu, mengedepankan riset, inovasi dan ilmu pengetahuan sehingga sebagai perusahaan, Cimory bisa terus beradaptasi dengan perubahan dan tren yang terjadi.

Kebanyakan orang dewasa atau sekitar 68% dari populasi dunia, mengalami malabsorpsi laktosa. Intoleransi laktosa dapat membuat Anda sangat tidak nyaman, tetapi perubahan kecil dalam pola makan Anda dapat membantu mengatasi masalah tersebut.

“Dalam hal ini, produk terbaru Cimory menjadi hadir sebagai solusi dengan Susu UHT Cimory Bebas Laktosa untuk mendukung kecukupan nutrisi Anda yang tidak toleran laktosa,” ujar Farell.

Sementara itu, dokter umum, dr. Adam Prabata mengatakan, intoleransi laktosa bukan merupakan alergi susu. Keduanya memiliki gejala yang sama, namun kondisinya sama sekali berbeda. Dia mengungkapkan, intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan sedangkan alergi susu melibatkan sistem kekebalan tubuh.

“Jadi, sementara intoleransi laktosa dapat menyebabkan banyak ketidaknyamanan, itu tidak akan menghasilkan reaksi yang mengancam jiwa sebagaimana yang mungkin dihasilkan oleh alergi,” jelas Adam.

Tubuh menggunakan enzim alami yang disebut laktase untuk mengubah laktosa pada produk susu dan olahannya, menjadi glukosa dan galaktosa agar kemudian bisa diserap dan digunakan sebagai sumber energi.

Pada penderita intoleransi laktosa, tubuh tidak menghasilkan enzim laktase dalam jumlah yang cukup. Akibatnya, laktosa yang tidak tercerna, masuk ke usus besar dan terfermentasi oleh bakteri. Kondisi ini menimbulkan keluhan seperti perut kembung, kram perut, mual, diare dan sering buang angin.

Sementara alergi susu terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein yang terdapat pada susu. Bukan hanya gangguan saluran pencernaan, alergi susu juga dapat menimbulkan reaksi atau gejala lainnya, seperti ruam kemerahan yang terasa gatal dan sesak napas.

Gejala intoleransi laktosa tergantung pada frekuensi dan jumlah laktosa yang dikonsumsi. Semakin banyak laktosa yang dikonsumsi, semakin banyak gejala yang akan dialami. Gejala intoleransi laktosa dapat terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah minum susu atau makan produk olahannya dan berkisar dari ringan hingga berat.

Menurut National Institute of Diabetes dan Digestive and Kidney Disease, gejala intoleransi laktosa yang terus berulang, akan berdampak terhadap kecukupan nutrisi karena susu dan produk olahannya mengandung nutrisi penting seperti kalsium, vitamin A, B12, dan vitamin D. Nutrisi lainnya seperti protein pada susu dan produk olahan susu, merupakan sumber nutrisi yang esensial bagi metabolisme.

Kemungkinan besar, kata Adam, intoleransi laktosa bersifat jangka panjang dan penderita perlu mengubah pola makan mereka untuk menghindari gejala. Bagaimana penanganan intoleransi laktosa tergantung pada sejauh mana gejalanya.

Untuk membantu meringankan gejala jika atau ketika mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa, dokter dapat merekomendasikan suplemen enzim laktase yang dijual bebas.

“Namun, intoleransi laktosa tidak berarti Anda tidak bisa menikmati produk susu dan olahannya. Anda masih bisa mengonsumi produk susu bebas laktosa termasuk susu bebas laktosa, keju, dan yogurt,” pungkas Adam. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.