Jumat, 26 April 24

Ini Suara Rakyat Kecil Soal Pedagang Bensin Eceran yang Semakin Tergerus

Ini Suara Rakyat Kecil Soal Pedagang Bensin Eceran yang Semakin Tergerus
* Ilustrasi Pertashop dan bensin eceran. (Foto: Pertamina)

Jakarta, obsessionnews.com – Kehadiran pengecer Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui pom mini sangat diperlukan masyarakat. Namun belakangan ini usaha kecil bahan bakar minyak ini mendapat tantangan yang sangat berat. Bagaimana tidak, kehadiran Pertashop dan ExxonMobil yang terus bertambah, lambat laun dapat menghilangkan atau menggerus usaha kecil eceran bahan bakar tersebut.

Sementara itu, tidak mudah bagi pengecer bahan bakar mini untuk bergabung ke Pertashop dan ExxonMobil. Oleh karena itu, Forum Komunikasi Pengecer & Pom Mini Indonesia (FKPPMI) ingin mengadu nasibnya dengan melakukan aksi damai di Jakarta.

Ketua umum FKPPMI Rahmat Soleh menyampaikan surat pemberitahuan aksi melalui Polres Garut, sehubungan rencana pemberangkatan 60 orang peserta aksi dari Bayongbong Garut menuju Kantor BPH Migas dan Kantor Pusat Pertamina pada Selasa, 15 Maret 2022.

“Agenda yang akan di sampaikan adalah, menuntut legalisasi Pom Mini serta pembatasan Pertashop dan ExxonMobil,” ujar Rahmat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/3/2022).

Menurut dia, dasar tuntutan ini berdasarkan survey dan kajian di lapangan yang mengungkap fakta bahwa kemunculan pertashop yang sangat masif di daerah menyebabkan turunnya omset  pelaku usaha eceran BBM dan pom mini secara signifikan.

“Proyek ambisius pemerintah tersebut harus segera dihentikan untuk ditinjau ulang,” ungkap Rahmat.

Alih-alih bertujuan memulihkan ekonomi nasional yang lesu diakibatkan pandemi berkepanjangan, malah memberangus eksistensi usaha mikro di bidang BBM tersebut.

Untuk itu, kata Rahmat, para pemangku kebijakan diharapkan duduk bersama untuk merumuskan solusi strategis yang pro-rakyat, bukan malah menguntungkan korporasi sehingga yang kaya makin berjaya, yang miskin makin terhimpit.

“Kalau memang keberadaan pom mini dianggap tidak legal serta berpotensi membahayakan umum, bantulah kami untuk mengubah kondisi negatif tersebut menjadi efek positif dan berdaya. Berikan sosialisasi, edukasi, juga pembinaan/pendampingan, agar kehidupan kami tidak mati akibat penghidupan kami yang dimatikan,” pungkas Rahmat. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.