Kamis, 25 April 24

Ini Kisah Dokter PKP3JH Tangani Jemaah Haji yang Terkena Serangan Jantung

Ini Kisah Dokter PKP3JH Tangani Jemaah Haji yang Terkena Serangan Jantung
* Jemaah haji dirawat di rumah sakit usai mengalami serangan jantung. (Foto: kemenag.go.id)

Obsessionnews.com – Saat itu Jumat (2/6/2023), pukul 23.15 waktu Arab Saudi (WAS), dr. Lebriandy dan dr. Sarah menemukan seorang jemaah haji yang kesakitan di sekitar areal Mataf (tempat thawaf lantai dasar). Jemaah yang diketahui berusia 75 tahun dan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Batam (BTH 01) itu mengeluh karena rasa sakit yang menyerang ulu hatinya.

 

Baca juga:

Jemaah Haji Lansia Bisa Sewa Skuter dan Kursi Roda di Masjidil Haram saat Tawaf dan Sai

Kemenag Tegaskan Jemaah Haji Tertunda Bukan Berarti Batal Berangkat

 

 

Dua dokter dari Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) itu lalu berusaha memberikan penanganan pertama. Jemaah segera diberi obat pereda nyeri, berupa Paracetamol dan obat maag Ranitidine.

Tetapi, jemaah itu masih terus mengeluh kesakitan. Dari tubuhnya keluar keringat dingin. Dia mengeluh, ada nyeri dada yang hebat seperti ditekan.

Melihat kondisi ini tim PKP3JH bersama petugas lainnya bergegas mengevakuasi jemaah ke klinik Masjidil Haram. Sampai di klinik Masjidil Haram, pasien dirujuk ke Ajyad Hospital karena masuk kategori emergency. Saat itu jam menunjukkan sekitar pukul 23.30 WAS.

Ajyad Hospital ternyata juga tidak mampu melakukan penanganan secara invasive. Sebab alat penunjang medis di sana masih kurang lengkap. Jemaah akhirnya dirujuk ke RS King Abdullah pada sekitar pukul 23.50 WAS.

“Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting. Sebab ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung,” kata dr. Lebri, panggilan akrabnya, saat ditemui usai membantu jemaah, seperti dikutip obsessionnews.com dari kemenag.go.id, Minggu (4/6/2023).

Setelah dilakukan pemeriksaan di RS King Abdullah, dokter mendiagnosa pasien dengan STEMI Extensive Anterior Wall. Karenanya harus dilakukan tatalaksana primary PCI. Kondisinya, terjadi kerusakan otot jantung yang disebabkan adanya penyumbatan plaque di pembuluh darah arteri korener jantung.

“Sehingga dibutuhkan tindakan pemasangan ring jantung oleh dokter jantung dengan tujuan untuk membuka sumbatan plaque pembuluh darah koroner jantung tersebut agar jantung bisa berfungsi normal kembali,” papar dr. Lebri.

“Kondisi semacam ini menuntut penanganan cepat. Petugas dan tim dokter berpacu dengan waktu. Sebab, semakin cepat didiagnosa dan ditangani, semakin besar kemungkinan pasien bisa selamat dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien,” sambungnya.

Apalagi, lanjut dr. Lebri, jemaah ini diketahui memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan merokok. Bahkan saat di bangsal perawatan jantung RS King Abdullah, pasca pasang ring jantung, pasien mengalami henti denyut nadi. Saat itu tim dokter segera melakukan CPR+DC shock.

“Alhamdulillah, atas ikhtiar yang dilakukan, Allah menakdirkan pasien bisa ditangani dengan baik. Saat ini keadaan umum pasien stabil dan rencana akan rawat jalan mulai besok,” sebutnya.

Sebagai pengetahuan bersama, berikut tips mendiagnosa serangan jantung awal. Salah satu tanda serangan jantung khas orang Asia adalah terasa seperti sakit mag di ulu hati. Karenany jjemaah agar waspada dan segera melapor jika merasakan rasa sakit yang hebat di ulu hati. Jangan anggap remeh sakit uluhati dan segera laporkan ke petugas. Sebab, kondisi itu nantinya bisa menjadi sakit serangan jantung. (red/arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.