Senin, 13 Mei 24

Ini Empat Riset Nasional Kemenristek yang Bawa Indonesia Bersaing di Kancah Internasional

Ini Empat Riset Nasional Kemenristek yang Bawa Indonesia Bersaing di Kancah Internasional
* Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro. (Foto: Edwin B/obsession news)

Jakarta, Obsessionnews.com – Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan pembangunan semakin meningkat. Setiap tahun Indonesia melakukan impor dalam jumlah besar untuk memenuhi beragam kebutuhan padahal mengingat sumber daya manusia yang besar sehingga memiliki potensi sebagai komponen utama bagi peningkatan daya saing bangsa untuk mendorong substitusi impor.

Menristek/BRIN bersama pihak-pihak terkait penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) terus mengembangkan produk inovasi unggulan yang bersumber pada inovasi lokal. Sebagai upaya membawa Indonesia bersaing di kancah Internasional, terdapat 4 dari 49 Prioritas Riset Nasional (PRN) yang telah dikembangkan oleh Kemenristek/BRIN dan dalam proses masuk kedalam Proyek Strategis Nasional (PSN), yaitu Katalis Merah Putih, Garam Industri Terintegrasi, PUNA MALE Kombatan, dan Pesawat N219A.

Sebagai upaya mendukung Kemandirian Energi Nasional, Kemenristek/BRIN bekerja sama dengan ITB dan Pertamina melakukan riset Katalis Merah Putih. Katalis Merah Putih merupakan teknologi untuk mengolah minyak sawit menjadi bensin, solar, maupun avtur untuk mengurangi impor BBM dan bekerja sama dengan masyarakat sekitar melalui peran Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat. Kandungan bahan bakar fosil dapat digantikan oleh biohidrokarbon 100% dari minyak sawit dengan Katalis Merah Putih.

Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) atau Drone

“Dengan keberhasilan ini, Indonesia sudah bisa dan mampu bila ingin meningkatkan produksinya dari B30 menjadi B30D10 atau bahkan B30D20,” ujar Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro dalam pidatonya di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) belum lama ini.

Sementara itu, untuk menuju Kemandirian Teknologi Pertahanan Nasional, terdapat Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam yang berkemampuan terbang selama 24 jam dengan dilengkapi senjata hasil produksi PT. Dirgantara Indonesia. Hal ini merupakan hasil penelitian Kemenristek/BRIN dan Kemenhan.
Pesawat ini berfungsi dalam sistem pertahanan maritim, sebagai: penginderaan, pemantauan, pengawasan, pengintaian dan intelijen (P4I), serta penindakan terhadap ancaman maritim. Saat ini, PUNA MALE Elang Hitam sedang dalam proses memperoleh Sertifikat Tipe dari Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA).

Sedangkan, sebagai upaya Swasembada Garam Nasional 2021, saat ini sudah dilakukan trial production pilot plant pabrik garam industri terintegrasi di Manyar – Gresik dengan kapasitas 40 ribu ton/tahun dan menghasilkan garam industri dengan harga 2-4 kali lipat lebih tinggi dari garam krosok yang murah.

Pabrik ini sudah menerapkan Internet of Things dan direncanakan akan diresmikan pada September 2020. Pabrik Garam industri ini akan terintegrasi dengan pabrik pengolahan hasil samping produksi dan limbah cair penggaraman dengan kapasitas 10 ribu m /tahun sehingga dapat menghasilkan produk bahan baku obat/farmasi dan minuman isotonik.

Yang terakhir, untuk mendukung program Tol Laut, Kemenristek/BRIN mengembangkan pesawat angkut berjenis Amphibi N219A dengan teknologi composite (smart, light, and green technology). Pesawat N219A memiliki komponen desain bentuk float yang optimum untuk perairan di Indonesia. Pesawat ini difungsikan untuk berbagai keperluan, seperti pesawat penumpang, kargo, charter industri lepas pantai, SAR dan bencana, hingga pelayanan kesehatan (ambulans udara). (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.