HNW mengingatkan agar para pejabat dan umat termasuk kalangan santri mengkaji lebih dalam sejarah dan peran serta para ulama pejuang dan bapak-bapak bangsa, termasuk yang terkait dengan latar belakang berdirinya Departemen Agama, yang kemudian menjadi Kementerian Agama. Dan dengan informasi sejarah yang itulah para santri dimotivasi. Fakta sejarahnya Kemenag yang semula ditolak, kemudian disetujui itu diperjuangkan oleh tokoh-tokoh bangsa dari beragam latar belakang, untuk mengurusi agama secara spesifik, dan untuk menjadi milik bangsa Indonesia secara umum. Dan merupakan konsekuensi logis dari kesepakatan para pendiri bangsa, bahwa finalnya Pancasila adalah dengan menerima kompromi sila pertama Pancasila menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hal ini disampaikannya untuk mengkritisi pernyataan Yaqut beserta klarifikasinya dan polemik yang berkembang, terkait pernyataan kontroversialny bahwa keberadaan Kemenag adalah hadiah untuk NU, bukan untuk umumnya umat Islam.
Halaman selanjutnya