Yogyakarta, Obsessionnews.com – Ini salah satu kisah inspiratif tentang seorang anak dari keluarga berekonomi lemah yang berprestasi. Namanya Novi Dwi Anggraeni, lulusan jurusan IPA SMA Negeri 1 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Novi diterima kuliah di Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Hebat!
“Sebenarnya minat ingin masuk Fakultas Hukum baru muncul saat duduk di kelas 3 SMA. Sepertinya panggilan hati karena teringat sejak kelas X, saya suka pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sementara banyak prestasi lomba yang kemudian mengarahkan saya memilih hukum,” ujar Novi seperti dikutip dari siaran pers Humas UGM, Senin (25/7/2016).
Bersama Bianca Franchyeda dan Sri Suci Ning Tyas Ardi, teman satu kelas di IPA, Novi pernah meraih juara 1 tingkat Provinsi Sumatera Utara pada Lomba Parade Cinta Tanah Air bertema 4 Pilar Bernegara. Sementara itu, pada Lomba Legal Clever Competition yang berlangsung 3 November hingga 2 Desember 2015 di USU dirinya berhasil meraih juara II.
Nilai rapor Novi pun terbilang selalu baik, di atas rata-rata sejak duduk di kelas X hingga kelas XII. Terutama untuk nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia nilainya selalu di atas 8.
“Meski tidak meraih juara di tingkat nasional di Jakarta, saya cukup senang bisa mewakili Sumut di Lomba Parade Cinta Tanah Air bersama Bianca dan Sri Suci,” katanya.
Novi bersyukur bisa melanjutkan kuliah di UGM. Ia kuliah dengan beasiswa Bidik Misi (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi), sehingga tidak merepotkan orang tuanya.
Ia mengaku tidak memiliki jurus khusus bisa menembus kuliah di perguruan tingi negeri (PTN). Terlebih mengingat keterbatasan ekonomi yang dialami keluarganya. Ia pun belajar secara otodidak dan tidak pernah mengikuti privat atau bimbingan belajar. Bahkan di sela-sela waktu ia berbagi ilmu untuk anak-anak SD di sekitarnya.
“Habis Maghrib saya memberi les untuk semua pelajaran tingkat SD di rumah. Selesai les jam 20.00, seminggu empat kali. Ya dapat imbalan, 100 ribu perbulan,” jelasnya.
Novi mengaku terbiasa belajar tengah malam. Sehingga sehabis memberi les anak-anak SD ia kemudian tidur. Otomatis pada tengah malam ia akan terbangun dan belajar pada jam 02.00 dini hari.
Dara kelahiran Deli Serdang, 7 November 1998 ini harus menempuh jarak cukup jauh untuk menuju sekolah. Tiap hari ia harus bersepeda dan berganti angkutan kota menuju SMA Negeri 1 Lubuk Pakam.
“Dari Desa Dalu X saya harus bersepeda 3 km menuju Simpang Pasar Tujuh. Setelah itu berganti naik angkutan kota,”, tuturnya.
Di saat sama Novi sesungguhnya juga diterima kuliah Diploma 3 Keperawatan Poltekes Medan dengan beasiswa. Meski begitu pada akhirnya ia lebih memilih UGM karena ingin mewujudkan cita-citanya sebagai pengacara.
“Saya berharap bisa belajar dengan baik sehingga kuliah lancar. Rencana nanti di semester lima, saya mau mengambil konsentrasi hukum pidana,” tuturnya.
Ayahnya, Abdi, bersyukur karena Novi diterima kuliah di UGM. Sementara sang ibu, Menik, tengah tergolek sakit di RSU Lubuk Pakam karena sakit tumor.
Abdi bekerja sebagai buruh serabutan dan berpenghasilan tidak menentu. Kadang-kadang mencangkul di sawah dan kadang-kadang membersihkan rumput. (@arif_rhakim)
Baca Juga:
Dahsyat! Obsesi Anak Sopir Angkot Ini Kuliah di UGM Terwujud
Luar Biasa! Anak Pemulung Ini Sukses Masuk FK UGM
Kisah Inspiratif! Erwan, Anak Tukang Ojek yang Diterima di UGM
Luar Biasa! Anak Kuli Bangunan Ini Diterima di UGM
Wow, Keren! Deny, Anak Buruh Tani yang Kuliah di UGM
Anak Penjual Gorengan Ini Diterima Kuliah di FK UGM
Hebat! Tiffani, Anak Penjaga Toko yang Diterima di UGM
Refo, Anak Penjahit yang Diterima Kuliah di UGM