Jumat, 26 April 24

Harga Bahan Pokok Melonjak, Ribuan Pedagang Tutup Toko dan Demo Pemerintah

Harga Bahan Pokok Melonjak, Ribuan Pedagang Tutup Toko dan Demo Pemerintah
* Ribuan warga Iran berunjuk rasa di jalan Teheran menentang kenaikan harga. (BBC)

Para pedagang di pasar bersejarah Grand Bazaar di Teheran ikut turun ke jalan-jalan kota itu menentang kenaikan harga bahan pokok dan anjloknya nilai tukar mata uang rial.

Berbagai kedai ditutup saat ribuan orang berunjuk rasa di jalan-jalan ibukota Iran tersebut.

Polisi pun sempat menembakkan gas air mata ke arah para demonstran saat mereka mendesak ingin berdemo di depan gedung parlemen Iran.

Unjuk rasa ini adalah yang terbesar sejak 2012 lalu, ketika warga berang akibat memburuknya ekonomi Iran, setelah dunia internasional menjatuhkan sanksi terkait aktivitas nuklir Iran.

Wartawan BBC dari Iran, melaporkan bahwa unjuk rasa kala itu telah berhasil membuat pemerintah Iran berubah. Pemerintah pun bersedia melakukan diskusi dengan sejumlah negara ekonomi utama dunia, terkait pengembangan nuklirnya.

Alhasil, sanksi ekonomi pun dicabut pada 2016.

Namun, Presiden Amerika Donald Trump, Mei lalu mengumumkan bahwa Amerika tidak lagi menganggap kesepakatan pencabutan sanksi. Dalam kata lain, sanksi ekonomi kembali berlaku.

Para pedagang menutup tokonya dan ikut berunjuk rasa. (BBC)

Ketakutan atas dampak sanksi ekonomi Amerika yang mulai berlaku lagi pada Agustus ini, disebut sebagai penyebab anjloknya nilai tukar rial Iran terhadap dollar Amerika, di sejumlah pasar pertukaran uang tidak resmi.

Satu dollar bernilai 90.000 rial, jauh lebih tinggi dibandingkan saat sebelum Trump mengumumkan sanksi, yaitu 65.000 rial. Pada akhir 2017, nilai tukar satu dollar hanya sekitar 42.900 rial.

Penurunan nilai tukar ini mendorong para pedagang di dua pusat perbelanjaan telepon genggam di Teheran, menutup tokonya dan berunjuk rasa, Minggu (24/6) lalu.

Menteri Komunikasi dan Informasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi mengklaim para pedagang akhirnya mau kembali membuka toko, setelah dia berjanji akan memberikan mereka akses mata uang internasional (dollar, euro, dan sebagainya) untuk aktivitas impor produk mereka.

Sebelumnya, pemerintah Iran juga telah berupaya mencegah anjloknya nilai mata uang April lalu, dengan menyatukan nilai tukar, baik di pasar resmi maupun di pasar tidak resmi. Rial dilarang diperdagangkan di luar nilai resmi 42.000 untuk setiap satu dollarnya.

Namun, upaya ini kemudian gagal karena pemerintah Iran disebut gagal memenuhi kebutuhan dollar yang tinggi.

Akhir Desember dan awal Januari lalu juga terjadi unjuk rasa anti-pemerintah yang disulut memburuknya kondisi ekonomi Iran. Namun, protes ini hanya terjadi di sejumlah kota kecil Iran, bukan Teheran. (bbc.com)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.